SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Pistol Gatot Brajamusti menjadi titik awal polisi membongkar sindikat sindikat penyelundup senjata ilegal.

Solopos.com, JAKARTA — Berawal dari kepemilikan dua pucuk senjata Gatot Brajamusti (AA Gatot) berjenis Glock Tipe 26 kaliber 9 mm dan Walther PPK kaliber22 mm, Ditreskrimum Polda Metro Jaya akan menembus jaringan penyelundupan senjata di Indonesia. Dalam penggeledahan dua rumah Gatot pada Jumat (2/9/2016) di lokasi yang sama, polisi menemukan kristal diduga sabu, 2 senjata api dan ratusan butir amunisi.

Promosi Kisah Inspiratif Ibru, Desa BRILian Paling Inovatif dan Digitalisasi Terbaik

Niat untuk mendalami penyelundupan senjata di Indonesia diungkapkan oleh Kasubdit Resmob Polda Metro Jaya AKBP Budi Hermanto di Gedung Resmob Polda Metro Jaya usai pemeriksaan Gatot yang berlangsung sejak pukul 11.30WIB hingga pukul 15.00 WIB. Dalam pemeriksaan tersebut Gatot ditanyai sekitar 20 pertanyaan terkait kepemilikan senjata dan peluru.

“Bukan hanya GB yang akan kami sidik kami akan tembus jaringan penyelundupan senjata di Indonesia,” katanya, Senin (3/9/2016).

Budi menyebutkan dalam pemeriksaan, Gatot mengaku bahwa dua pucuk senjata api beserta ratusan butir peluru yang ditemukan di rumahnya dipinjamkan oleh seorang bernama AS kepadanya dalam rangka produksi film berjudul D.P.O (Detachment Police Operation) yang diproduksi pada 2014.

AS adalah Ary Suta (I Gde Putu Ary Suta), seorang ekonom yang juga mantan kepala BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional).
“Ya, sementara mungkin rekan-rekan sudah tahu,” Kata Budi membenarkan ketika ditanyai identitas AS.

Namun, berdasarkan pengakuan Gatot pula senjata yang merupakan produksi pabrik tersebut sudah dipinjamkan padanya sejak 2006 lalu tanpa adanya pembayaran ataupun biaya sewa. Terdapat jangka waktu yang cukup lama sejak senjata itu dipinjamkan hingga waktu produksi film.

“Kami akan cek di mana benang merah kasus senjata ini berasal. Jika merupakan barang pabrikan harus jelas tetapi sudah berapa kali kami dalami belum juga ditemukan,” kata Budi. Menurutnya, sejauh ini senjata buatan pabrik tersebut tidak pernah terdaftar bahkan atas nama AS, yang diakui Gatot sebagai orang yang meminjamkan senjata itu kepadanya.

Sebelum digunakan dalam produksi film, Budi menyebutkan Gatot mengaku bahwa senjata itu juga pernah digunakan dalam latihan menembak bersama AS di dua lokasi berbeda yakni Perbakin (Persatuan Menembak Indonesia) dan satu lokasi lainnya yang saat ini sedang didalami. Dia juga mengatakan kalau Gatot mengklaim pernah menjadi anggota persatuan kegiatan menembak tersebut.

“Dia lupa kapan persisnya menjadi anggota Perbakin. Kita dalami soal perbakin dan akan memanggil [pihak perbakin] serta orang-orang yang terlibat dalam produksi film,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya