SOLOPOS.COM - Ilustrasi, proses BPMKS (JIBI/SOLOPOS/dok)

Solopos.com, SOLO—Skema penerimaan Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta (BPMKS) mengalami perubahan.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Solo, Dian Rineta mengatakan perubahan tersebut terletak pada pengambilan barang. Sebelumnya barang yang dibutuhkan siswa langsung diturunkan ke sekolah, namun tahun ini barang diambil langsung di toko.

Promosi BRI Perkuat Kolaborasi Strategis dengan Microsoft Dorong Inklusi Keuangan

“Ada perubahan sedikit, kalau kemarin kan barang langsung ke sekolahan, kalau sekarang ambil sendiri ke toko,” kata dia kepada Solopos.com, belum lama ini.

Para penerima BPMKS bisa mengajukan kebutuhan sekolah melalui aplikasi atau website yang sudah disediakan. Setelah itu bisa langsung diambil di toko.

“Mau milih dimana bisa, nanti di-approve toko, tinggal janjian sama toko mau diambil kapan, dan bisa segera diambil,” kata dia.

Seperti yang sudah diketahui, penyaluran BPMKS sejak beberapa tahun lalu tidak berupa uang tunai, melainkan barang kebutuhan sekolah seperti seragam, sepatu, dan alat tulis.

Berdasar data yang diterima Solopos.com, penerima BPMKS 2023 di Kota Solo pada jenjang SD sebanyak 14.611 siswa dengan anggaran mencapai Rp5.999.850.000 (Rp5,9 miliar). 

Sedangkan penerima BPMKS jenjang SMP sebanyak 8.408 siswa dengan anggaran mencapai Rp4.551.600.000 (Rp4,5 miliar). Maka total anggaran untuk bantuan pendidikan tahun ini mencapai Rp10,4 miliar.

Disdik berharap penyaluran dana tersebut bisa membantu dan meminimalisasi angka anak putus sekolah. Skema BPMKS diproyeksikan bisa mengurai masalah siswa kurang mampu yang kesulitan membeli kebutuhan sekolah seperti seragam dan alat tulis.

Data terakhir 2023 yang dirilis Disdik Solo menunjukan anak putus sekolah (APS) dan anak tidak sekolah (ATS) di Solo yang mencapai 251. Jumlah ini tersebar di lima kecamatan di Solo.

Jika dipetakan pada masing-masing kecamatan terdapat ATS dan APS di Kecamatan Banjarsari sebanyak 78 anak, Kecamatan Jebres sebanyak 63 anak, Kecamatan Laweyan 30 anak, Kecamatan Pasar Kliwon 42 anak, dan Kecamatan Serengan 38 anak. Data tersebut menghimpun anak berusia sekolah yakni 7 sampai 18 tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya