SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Taipei–Dalai Lama, pemimpin spiritual Tibet di pengasingan yang dicap Beijing sebagai seorang separatis, Kamis mengatakan ia siap berunding dengan China mengenai masalah menyangkut tanah airnya tetapi ingin melihat adanya “lampu hijau.”

“Sikap kami sangat jelas. Kami selalu siap (untuk berunding) selama kami mendapat lampu hijau dari China,” kata Dalai Lama kepada Reuters di Taipei, sehari sebelum ia meninggalkan Taiwan setelah memanjatkan doa untuk para korban topan baru-baru ini.

Promosi Oleh-oleh Keripik Tempe Rohani Malang Sukses Berkembang Berkat Pinjaman BRI

Ia mengatakan China sejauh ini tidak memberikan lampu hijau bagi perundingan.

Dalai lama  meninggalkan Tibet tahun 1959 setelah pemberontakan gagal terhadap kekuasaan China.

Beijing menyebut dia seorang “separatis” yang berusaha memisahkan hampir seperempat luas tanah Republik Rakyat China. Dalai Lama membantah tuduhan itu dan mengatakan ia berusaha untuk mendapatkan hak-hak yang lebih luas termasuk kebebasan agama dan otonomi untuk rakyat Tibet.

Para pejabat China dan wakil-wakil Dalai Lama melakukan perundingan secara rahasia  mengena masalah Tibet sejak tahun 1979. Putaran terakhir diselenggarakan Nopember yang berakhir dengan kedua pihak saling menyalahkan atas tidak adanya kemajuan.

Kunjungan Dalai Lama 30 Agustus sampai 4 September ke Taiwan  dipusatkan pada doa bagi para korban topan yang menewaskan tidak kurang 745 orang, perundingan soal agama dan pertemuan dengan para warga lokal Tibet.

Ia mengemukakan kepada televisi lokal bahwa terlalu cepat untuk mengetahui apakah kunjungan-kunjungannya itu menggangu hubungan Taiwan dengan China, pesaing politik  yang mengancam akan merebut pulau itu jika perlu dengan kekuatan militer.

“Tidak ada tanda manipulasi menyangkut tempat saya, kunjungan saya, saya merasa tidak ada,” katanya kepada Badan Televisi Publik.

Beijing menolak mengecam presiden Taiwan, yang bersahabat dengan China dan mengizinkan Dalai Lama  berkunjung ke pulau itu hanya atas desakan para pemimpin oposisi, tetapi membatalkan beberapa acara dengan Taiwan.

“Terlalu dini untuk berbicara” dan akan memerlukan waktu sampai 12 bulan untuk menemukan apakah kunjungan itu menggangu hubungan Taiwan-China, kata Dalai Lama kepada stasiun televisi itu. Sebelumnya dia dua kali mengunjungi Taiwan.

China menyatakan kedaulatannya atas Taiwan yang memiliki pemerintah sendiri sejak tahun 1949  ketika pasukan Mao Zedong menang dalam perang saudara di China dan  kelompok Nasionalis pimpinan Chiang Kai Shek lari ke pulau itu.

Taiwan bekerjasama dengan China sejak pertengahan tahun 2008 untuk meredakan permusuhan dengan menjalin  hubungan perdagangan dan transit.

ant/fid

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya