SOLOPOS.COM - Ilustrasi peta Papua (Istimewa)

Solopos.com, JAKARTA – Indonesia pernah mengalami sejarah panjang termasuk dalam hal perebutan wilayah.

Usaha pembebasan Irian Barat bahkan menjadi sorotan dari berbagai negara hingga akhirnya muncul Perjanjian New York sebagai tanda keberhasilan bahwa Irian Barat berhak bersatu dengan Republik Indonesia.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Beberapa tokoh adal Papua mengambil peranan penting dalam peristiwa tersebut. Hingga Pemerintah Indonesia memberikan apresiasi berupa gelar Pahlawan Nasional atas jasa-jasanya dalam upaya pembebasan Irian Barat.

Melansir dari berbagai sumber, berikut ini daftar pahlawan asal Papua yang bisa rangkum Solopos.com:

  1. Frans Kaisiepo
Potret Frans Kaisiepo
Potret Frans Kaisiepo (kemdikbud.go.id)

Daftar pertama Pahlawan Nasional asal Papua adalah Frans Kaisiepo. Melansir dari laman kemdikbud.go.id, Selasa (9/11/2022),Frans lahir di Wardo, Baik, pada 10 Oktober 1921.  Keluarganya berasal dari Suku Biak Numfor. Albert, Ayah Frans Kaisiepo merupakan seorang kepala suku yang mempunyai keahlian pandai besi dalam membuat peralatan rumah tangga maupun senjata.

Frans Kaisiepo pernah menjabat sebagai kepala distrik di berbagai wilayah di Papua. Diantaranya di Manokwari, Fak-Fak, hingga Mimika Timur

Di masa perjuangannya, Frans pernah tergabung dan terlibat dalam konferensi Malino pada tahun 1946. Konferensi tersebut membahas mengenai pembentukan Republik Indonesia Serikat sebagai wakil dari Papua. Dalam diskusi yang berlangsung, Frans mengusulkan agar penggunaan nama Papua dan Nederlands Nieuw Guinea yang ada selama ini diganti dengan nama Irian.

Peristiwa lain yang tak kalah penting di perjalanan Frans Kaisiepo adalah kisahnya yang pernah ditahan ketika menolak Belanda yang menunjuknya sebagai wakil Belanda untuk wilayah Niew Guinea.

Selain itu, Frans Kaisiepo juga menjadi tokoh penting dalam peristiwa Tiga Komando Rakyat (Trikora) oleh Presiden Republik Indonesia pertama, Soekarno. Peristiwa tersebut memunculkan perjanjian New York yang membuat Belanda pada akhirnya menyerahkan Irian Barat ke Indonesia.

Frans kemudian diangkat menjadi Gubernur Irian Jaya pada tahun 1964. Dalam masa pengabdiannya, Frans tetap berupaya agar Irian Jaya dapat kembali bersatu dengan bangsa Indonesia hingga diselenggarakannya Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera).

Frans Kaisiepo meninggal dunia pada 1979. Dirinya dianugerahi gelar Pahlawan Nasional sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 077/TK/1993. Namanya diabadikan sebagai nama bandar udara di Biak dan nama kapal TNI AL. sedangkan  potretnya diabadikan dalam uang kertas rupiah pecahan Rp 10.000.

  1. Johannes Abraham Dimara
Potret Johannes Abraham Dimara
Potret Johannes Abraham Dimara (youtube/TyoJB)

Ditengok dari kanal Youtube TyoJB, Daftar pahlawan asal Papua lainnya adalah Johannes Abraham Dimara. Ia lahir pada 16 April 1916 di Korem, Biak Utara, Papua. Pada 1946 Johannes bergabung dalam kegiatan pengibaran bendera merah putih yang dilakukan di Namlea, Pulau Buru, Merauke.

Menurut sejarah, Johannes juga memiliki andil dalam masa perjuangan perebutan Irian Barat agar dapat kembali ke pelukan Tanah Air. Pada tahun 1950, Johannes bahkan didaulat menjadi ketua organisasi pembebasan Irian Barat.

Di tahun 1954, Johannes yang telah menjadi anggota TNI melakukan infiltrasi hingga ditangkap oleh pasukan Belanda dan dibuang ke Digul. Johannes baru dibebaskan pada tahun 1960. Pada masa pembentukan Tiga Komando Rakyat (Trikora), Johannes menjadi perwakilan putra Papua yang menyerukan Trikora di Yogyakarta bersama Presiden Soekarno.

Kemudian pada tahun 1962, perjanjian New York diselenggarakan dengan Johannes sebagai perwakilannya bersama dengan Menteri Luar Negeri. Sebagaimana diketahui, isi perjanjian tersebut adalah agar Belanda menyerahkan Irian Barat kepada pemerintah Republik Indonesia.

Johannes Abraham Dimara meninggal dunia pada 20 Oktober 2000 di Jakarta dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Atas jasa-jasanya, Johannes mendapat berbagai penghargaan Satyalancana dari pemerintah Indonesia dan Namanya diabadikan sebagai nama Pangkalan Udara TNI AU di Merauke.

  1. Silas Papare
Potret Silas Papare
Potret Silas Papare (Papua.go.id)

Daftar pahlawan asal Papua yang ketiga adalah Silas Papare yang lahir di Serui pada 18 Desember 1918. Dirinya juga menjadi salah satu pahlawan yang berperan dalam proses penyatuan Irian Jaya. Dirinya aktif dalam perjuangan  melawan kolonialisme Belanda hingga sempat ditahan karena mempengaruhi Batalyon Papua untuk memberontak.

Dalam masa penahanannya, Silas kemudian berkenalan dengan Gubernur Sulawesi, Sam Ratulangi, yang juga sedang diasingkan oleh Belanda. Pertemuannya dengan Sam membawa keyakinannya semakin kuat bahwa Papua harus segera bebas dan bergabung dengan Indonesia.

Pada Oktober 1949, Silas mendirikan Badan Perjuangan Irian di Yogyakarta untuk membantu pemerintah dalam upaya pembebasan Irian Barat. Silas juga mengikuti Konferensi Cibogo yang dislenggarakan oleh para pemuda Papua yang sempat melarikan diri sebagai upaya pembebasan Irian Barat.

Setelah muncul perjanjian New York dan Papua resmi bersatu dengan Indonesia, Silas kemudian diangkat menjadi anggota MPRS. Silas Papare wafat pada usia 60 tahun. Berkat jasanya tersebut, Silas dianugerahi gelar Pahlawan Nasional sesuai dengan Keputusan Presiden No. 77/TK/1993.

  1. Marthen Indey
Potret Marthen Indey
Potret Marthen Indey (Youtube/ TyoJB)

Kemudian, daftar pahlawan asal Papua yang keempat adalah Mayor TNI Marthen Indey. Marthen lahir di Doromena pada 16 Maret 1912. Diceritakan, Marthen mulanya seorang polisi Belanda. Namun setelah pertemuannya dengan beberapa tahanan politik di Digul, Marthen lantas berubah haluan dan mendukung Indonesia.

Tahun 1946 Marthen bergabung dengan Komite Indonesia Merdeka. Ketika dipercaya untuk mengetuai partai tersebut, Ia bersama sekelompok kepala suku yang ada di Papua melontarkan protes terhadap Belanda yang berencana memisahkan Papua dengan Indonesia.

Menyadari perubahan Marthen, Ia kemudian ditahan oleh Belanda selama 3 tahun karena Belanda merasa dikhianati. Hingga di tahun 1962, Marthen pernah melakukan gerilya untuk membantu membebaskan anggota RPKAD yang mendarat di Papua pada masa Trikora.

Pada tahun yang sama, 1962, Marthen menyampaikan piagam Kota Baru yang isinya menunjukkan bahwa rakyat Papua berkomitmen untuk setia bergabung bersama Indonesia. berkat piagam tersebut, Marthen diutus ke New York untuk berunding terkait pembebasan Irian Barat.



Usai masa pembebasan Irian Barat, Marthen kemudian diangkat sebagai anggota MPRS. Marthen wafat pada 17 Juli 1986 ketika usianya 74 tahun. Berkat jasa dan kepahlawanannya, Marthen dianugerahi gelar Pahlawan Nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya