Promosi BI Rate Naik Jadi 6,25%, BRI Optimistis Pertahankan Likuiditas dan Kredit
“Ancaman serangan maya terhadap Israel datang dari Iran dan anasir lain,” kata Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam upacara peresmian di Kota Pantai Ashkelon, kata satu pernyataan.
“Sistem penting kita menjadi sasaran serangan, dan ini akan meningkat saat kita memasuki era digital. Kita akan meningkatkan kemampuan kita guna menanggulangi semua ancaman ini dan membangun sistem pertahanan digital Iron Dome,” katanya. Ia merujuk kepada sistem pertahanan rudal yang digunakan oleh Angkatan Udara Israel.
Biro Maya Nasional Israel (INCB), lembaga yang didirikan oleh Netanyahu awal tahun lalu, mengoperasikan program kemampuan tiga-tahun, yang dirancang akan mengembangkan keahlian dalam sibernetika dan komputer di kalangan murid sekolah menengah yang menonjol dari masyarakat miskin.
“Program itu diciptakan dengan dasar prinsip bahwa Israel memiliki modal manusia berkualitas tinggi … dan pengertian bahwa pengembangannya akan memenuhi kebutuhan keamanan dan mendorong pertumbuhan ekonomi dan sosial,” kata pernyataan tersebut, sebagaimana dikutip Xinhua –yang dipantau ANTARA di Jakarta, Rabu pagi. Ditambahkannya, militer, dinas keamanan dan Kementerian Pendidikan mendukung proyek itu.
Keamanan maya telah menjadi prioritas nasional di Israel dalam beberapa tahun belakangan, dan sumber daya penting ditanam pada perlindungan jaringan komputer militer serta sipil negeri tersebut –yang digunakan dalam produksi energi serta pabrik, di antara prasarana penting lain.
Dalam satu wawancara langka yang disiarkan pada Desember di harian Yediot Aharonot, Shin Bet –dinas keamanan Israel– mengungkapkan satuan maya SIGINT telah menggagalkan “sejumlah serangan Iran terhadap jaringan komputer strategis negeri itu selama tiga tahun belakangan”. Dengan “meningkatnya ancaman semacam itu”, program perang-maya pemuda adalah yang paling akhir dari serangkaian gagasan yang bertujuan menempatkan dan merekrut apa yang disebut oleh militer sebagai “pejuang maya”.
Para “pemburu-kepala” militer, yang menghadapi kekurangan akut, telah dikerahkan untuk mencari peretas muda komputer di kalangan masyarakat Yahudi di seluruh dunia dengan potensi menjadi ahli perang-maya. Tujuan kegiatan tersebut ialah untuk membujuk peretas muda mengisi posisi yang menggiurkan di sektor swasta dan pindah ke Israel, demikian pengungkapan koran Yediot Aharonot pada November.