SOLOPOS.COM - Sejumlah siswa SDN Mojosongo 03 Solo berteduh di bawah pohon saat beraktivitas di luar kelas pada cuaca ekstrem saat ini, Senin (8/10/2023). (Solopos.com/Maymunah Nasution)

Solopos.com, SOLO–Kanopi alami yang tercipta dari pepohonan yang ditanam di lapangan SD Negeri Mojosongo 03 Solo menjadi satu-satunya peneduh dan penyegar udara para murid dan staf pengajar setiap harinya di tengah terik matahari pada Oktober 2023.

Lewat keteduhan yang tidak seberapa, murid-murid SDN Mojosongo 03 masih bisa berlindung dari sengatan matahari yang kini sudah terasa sejak pukul 09.00 WIB.

Promosi Jelang Lebaran, BRI Imbau Nasabah Tetap Waspada Modus Penipuan Online

“Sekarang kami mengurangi aktivitas karena panasnya semakin ekstrem. Untuk pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan [Penjaskes] atau Olahraga materi disampaikan bergantian dengan pelajaran lainnya, tetapi praktiknya kami membatasi selesai sebelum pukul 09.00 WIB. Caranya adalah porsi pemanasan kami kurangi,” ujar Guru Penjaskes SDN Mojosongo 03 Solo, Zanuar Wibisono saat diwawancara wartawan, Senin (9/10/2023).

Selain mengurangi jam praktik olahraga siswa SDN Mojosongo 03 Solo, kegiatan ekstrakurikuler Taekwondo juga dibatasi agar murid-murid tidak drop akibat kehabisan energi.

Zanuar juga menjelaskan kegiatan Taekwondo dilakukan di dalam ruang kelas agar anggota ekstrakurikuler tidak kepanasan akibat paparan radiasi matahari di siang hari.

Kepala SDN Mojosongo 03 Solo, Y. Suparna, mengakui keluhan tentang cuaca panas sudah muncul dari para guru dan murid.

“Kami sudah harus mengurangi aktivitas outdoor dan yang membutuhkan banyak energi, apalagi karena jumlah pohonnya kurang sehingga kalau di atas pukul 10.00 WIB itu panas sekali ya rasanya, kasihan anak-anak,” ujar Suparna menceritakan kondisi panas yang terjadi.

Akibat cuaca ekstrem yang tengah terjadi, Suparna mengaku timnya harus mengevaluasi program senam bersama. Awalnya program itu hendak diadakan pagi hari hingga pukul 07.30 WIB, tetapi dia khawatir jika aktivitas senam yang terlalu lama akan membuat para siswa SDN Mojosongo 03 Solo kepanasan.

Tidak hanya program senam bersama, beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang mengharuskan banyak gerakan dan energi juga akan dikurangi intensitas jamnya.

Suparna mengatakan sudah ada beberapa guru SDN Mojosongo 03 mengusulkan penambahan kipas angin di ruang kelas akibat kondisi kelas yang panas.

Usul tersebut diakuinya belum dapat dilakukan mendadak karena sebagai sekolah negeri, SDN Mojosongo 03 Solo hanya memiliki sumber dana berupa Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang terbatas.

“Sebenarnya kipas angin di masing-masing kelas itu sudah ada 2 unit, kalau mau nambah lagi mungkin dianggarkan tahun depan ya, anggaran yang sekarang masih kurang,” aku Suparna.

Suparna juga mengatakan karena di SDN Mojosongo 03 Solo tidak ada penarikan iuran sukarela menyasar wali murid, penambahan pendingin ruangan berupa air conditioner (AC) tidak memungkinkan karena dana BOS yang terbatas.

Suparna sendiri menyadari di SDN Mojosongo 03 Solo ada empat ruang kelas yang lebih panas dibandingkan ruang kelas yang lain, yaitu deretan kelas 5 dan 6. Menurutnya hal itu terjadi karena di deretan ruang kelas tersebut perlu menutup ventilasi udara yang menghadap ke jalan raya agar tidak bising.

Dia berharap kondisi cuaca ekstrem tidak akan memburuk, tetapi diakuinya SDN Mojosongo 03 Solo sudah bekerja sama dengan Puskesmas Sibela Solo jika ada murid yang mengalami gangguan kesehatan akibat cuaca ekstrem.

Suparna tetap memperbolehkan para siswa dan staf guru membawa kipas kecil guna mengurangi paparan cuaca panas yang terjadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya