SOLOPOS.COM - Ilustrasi virus corona penyebab Covid-19. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO — Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan bahwa dua pasien positif Covid-19 subvarian Omicron XBB.1.16 atau Arcturus telah dinyatakan sembuh, sementara sediaan obat baru diharapkan mengurangi jumlah rawat inap.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Siti Nadia Tarmizi mengatakan, pasien dinyatakan sembuh setelah mengalami gejala Covid-19 selama 5 hingga 6 hari lamanya.

Promosi Kuliner Legend Sate Klathak Pak Pong Yogyakarta Kian Moncer Berkat KUR BRI

Adapun, Nadia menerangkan bahwa kasus ini ditemukan pada pasien berjenis kelamin perempuan berusia 33 tahun dan pasien laki-laki berusia 56 tahun. Dari kedua pasien tersebut, sambungnya, hanya pasien berusia 33 tahun lah yang menjalani perawatan di rumah sakit (RS).

Sedangkan pasien lainnya, hanya mengalami gejala ringan khas Covid-19. “Hanya 1 yang dirawat yang usia 33 tahun, yang 85 tahun tidak dirawat. Saat ini keduanya sudah sehat,” ujarnya ketika dikonfirmasi Bisnis.com, Jumat (14/4/2023).

Sementara itu, meski subvarian Arcturus dilaporkan telah menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 di India, Nadia mengimbau masyarakat untuk tidak khawatir akan hal yang sama yang mungkin terjadi di Indonesia.

Sebab, meski memiliki tingkat penularan yang tinggi, subvarian ini tidak menimbulkan fatalitas kasus yang tinggi. Jika berkaca pada kasus yang terjadi di India, subvarian ini juga dinyatakan tidak menyebabkan peningakatan kasus rawat inap.

Kendati demikian, Kemenkes tetap meminta masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan yang berlaku di Indonesia. Nadia mengatakan, pihaknya juga akan kembali menggencarkan pemberian vaksinasi dosis booster bagi masyarakat Indonesia.

“Tentunya kita mengimbau masyarakat untuk booster, untuk perlindungan diri. Kalau ada gejala untuk mau dites sehingga bisa diisolasi,” sambungnya. Untuk diketahui, XBB.1.16 atau Arcturus ini merupakan rekombinan dari dua keturunan BA.2 yang disebut ‘stealth Omicron’.

Melansir dari Fortune, sebuah studi pracetak yang diperbarui dari para ilmuwan di Universitas Tokyo menunjukkan bahwa virus tersebut menyebar sekitar 1,17 hingga 1,27 kali lebih efisien daripada XBB.1 dan XBB.1.15 atau dikenal sebagai ‘Kraken’ yang saat ini mendominasi kasus di Amerika Serikat.

Peneliti menuliskan bahwa peningkatan kemampuan Arcturus untuk melampaui varian lain menunjukkan bahwa varian ini akan menyebar ke seluruh dunia dalam waktu dekat. 

Mereka juga menambahkan bahwa varian tersebut sangat resisten terhadap antibodi dari berbagai varian Covid-19, termasuk “stealth Omicron” BA.2 dan BA.5, yang melonjak secara global tahun lalu.

Maka dapat dikatakan, kasus Covid-19 dapat meningkat di daerah yang baru-baru ini mengalami peningkatan infeksi Covid-19, terutama jika infeksi tersebut berasal dari BA.2, BA.5, atau turunannya.

Sementara melansir laman resmi Kemenkes, obat baru Covid-19 kini tersedia di Indonesia. Obat ini dinilai lebih efektif dalam proses penyembuhan pasien Covid-19.

Obat tersebut merupakan obat antivirus oral bernama nirmatrelvir/ritonavir atau Paxlovid. Diberikan kepada pasien dengan tingkat keparahan ringan hingga sedang dan berpotensi menjadi berat.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan penyediaan stok obat dalam negeri merupakan upaya pemerintah dalam menjamin masyarakat mudah mengakses obat.

“Kita harus memiliki obat yang tersedia di dalam negeri. Jadi ketika seseorang terkena penyakit, mereka tidak perlu panik, mereka tidak harus bergantung pada pemerintah. Mereka dapat pergi ke fasilitas kesehatan yang dekat untuk mendapatkan akses ke obat ini,” kata Menkes Budi pada serah terima Paxlovid di gedung Kemenkes, Jakarta, Kamis (13/4/2023).

Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes L. Rizka Andalusia mengatakan Paxlovid sudah dapat izin edar dari Badan POM dan sudah terbukti dari uji klinisnya bahwa Paxlovid efektif untuk gejala ringan tetapi yang berisiko tinggi menjadi berat.

“Jadi obat ini untuk orang-orang yang mempunyai faktor gejala ringan yang berpotensi jadi berat,” ucap Dirjen Rizka.

Keberadaan Paxlovid di Indonesia merupakan hasil kerja sama pemerintah Indonesia dengan pemerintah Amerika dan pemerintah Australia. Sebanyak 24.096 dosis yang didonasikan untuk Indonesia.

Obat ini merupakan obat terakhir yang ditemukan setelah favipiravir dan molnupiravir. Saat ini Paxlovid sudah berada di instalasi farmasi pusat Kemenkes. Nantinya paxlovid akan didistribusikan ke 34 provinsi. Pada tahap awal distribusi obat akan diprioritaskan kepada daerah yang sangat membutuhkan.

Ia menambahkan Paxlovid tidak diberikan kepada anak-anak, melainkan hanya orang dewasa dengan gejala ringan yang berpotensi menjadi gejala berat.

WHO Representative to Indonesia, Dr. N. Paranietharan, mengungkapkan pasien Covid-19 yang mengonsumsi paxlovid dapat mengurangi rawat inap dan risiko kematian hingga 89 persen.

 

Sebagian artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul “Kemenkes: 2 Pasien Covid-19 Subvarian Arcturus Dinyatakan Sembuh”



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya