SOLOPOS.COM - Pelajar di Zheijang, China, memakai topi unik untuk menjaga jarak mewaspadai Covid-19. (Zheijang Daily)

Solopos.com, ZHEJIANG - Wabah virus corona Covid-19 telah membuat kebiasaan masyarakat di China berubah. Baru-baru ini beredar video yang memperlihatkan pelajar sekolah berusaha menjaga jarak fisik dengan menggunakan topi.

Ubah Materi Sosialisasi, Gugas Covid-19 Wonogiri Ingatkan Warga Virus Bisa Bikin Mati

Promosi 796.000 Agen BRILink Siap Layani Kebutuhan Perbankan Nasabah saat Libur Lebaran

Video itu disebut-sebut berasal dari Sekolah Dasar Yangzheng di Hangzhou, Provinsi Zhejiang, China timur. Pelajar tampak memakai topi satu meter untuk menjaga jarak fisik. Topi itu akan dikenakan di kelas pada hari pertama masuk sekolah setelah tiga bulan diliburkan karena virus corona.

Kepala sekolah, yang dikenal dengan Hong mengatakan bahwa topi itu akan membantu siswa menjaga jarak dari siswa lainnya. "Kami meminta siswa kami untuk mengenakan topi satu meter agar tetap menjaga jarak satu meter dari satu sama lain," kata Hong mengutip Daily Mail, Selasa (28/4/2020).

Media China Sebut Covid-19 Sudah Ada Sejak November 2019

Para guru sebelumnya meminta kepada para murid untuk membuat tutup kepala sebelum kembali ke sekolah. Para siswa diharuskan tidak berkontak fisik dengan teman sekelas mereka sambil menjaga topi mereka tidak tersentuh. China juga melonggarkan pembatasan perjalanannya karena melihat penurunan kasus virus corona.

Amerika Sebut China Cari Untung dari Pandemi Virus Corona

Setelah Wabah Covid-19 di China

Kota Wuhan, tempat pandemi pertama kali dimulai, mengklaim telah mengeluarkan semua pasien COVID-19 dari rumah sakit pada pekan lalu. Puluhan ribu siswa juga kembali ke sekolah di Shanghai, Guangzhou hingga Beijing pada 26 April.

Semua sekolah memberlakukan langkah-langkah pencegahan yang ketat untuk menghentikan penyebaran penyakit, seperti memberikan masker gratis, mendisinfeksi sekolah dan membuat area karantina.

Industri Teknologi China Terpukul Corona, Warga Masih Enggan Beli Smartphone

Guangzhou, yang memiliki populasi sekitar 15 juta, memberlakukan tes asam nukleat kepada 208.000 siswa sebelum mereka masuk ke sekolah, lapor People's Daily.

Lu Jing, seorang pejabat dari Komisi Pendidikan Kota Shanghai, sekolah harus mengadopsi aturan baru mencegah gelombang kedua virus corona.

Otoritas sekolah harus memberi siswa dan guru satu masker wajah setiap hari dan mendisinfeksi kantin, asrama, ruang kelas, wastafel, dan kamar mandi setiap hari.

Semua Pasien Covid-19 di Wuhan Dinyatakan Sembuh

"Aku senang, sudah terlalu lama aku tidak aku melihat teman sekelasku," kata Hang Huan yang berusia 18 tahun di Shanghai. "Aku sangat merindukan mereka."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya