Conference of Parties ke-21 digelar di Paris. Jokowi berpesan kepada utusan Indonesia di ajang tersebut.
Solopos.com, JAKARTA — Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan diminta tidak hanya menuruti permintaan dunia dalam upaya menurunkan emisi gas rumah kaca.
Promosi Waspada Penipuan Online, Simak Tips Aman Bertransaksi Perbankan saat Lebaran
Sekretaris Kabinet, Pramono Anung, mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta utusan Indonesia untuk Conference of Parties ke-21 di Paris menggunakan karakteristik negara kepulauan dalam upaya menurunkan emisi gas rumah kaca.
“Indonesia sebagai negara kepulauan harus mempunyai karakter dan kekhasan terhadap apa yang disampaikan, sehingga tidak hanya sekedar mengikuti apa yang menjadi kemauan dunia,” katanya di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (31/8/2015).
Ketua Dewan Pengarah Perubahan Iklim, Sarwono Kusumaatmadja, mengatakan Presiden Jokowi meminta utusan Indonesia untuk Conference of Parties nanti fokus kepada isu pangan, energi, dan sumber daya air.
Menurut dia, perubahan iklim yang terjadi belakangan sangat memengaruhi ketiga sektor tersebut, sehingga perlu mendapatkan perhatian lebih.
Apalagi, pemerintah saat ini berupaya memperbaiki tata kelola pangan, energi, dan sumber daya air, agar lebih bermanfaat untuk masyarakat.
“Arahan Presiden sebenarnya sudah kami pikirkan, dan akan kami pertajam untuk disampaikan dalam konferensi di Paris nanti,” ujar dia.
Sarwono menuturkan Indonesia memiliki posisi yang unik dalam persoalan perubahan iklim.
Saat ini, Indonesia bukan hanya menjadi korban dari perubahan iklim, tetapi juga menjadi pihak yang sangat menentukan dalam upaya menyelesaikan persoalan perubahan iklim.
Bahkan, lanjut Sarwono, Indonesia dapat menjadi pemimpin dalam melaksanakan upaya-upaya penyelesaian perubahan iklim, seperti penanganan deforestasi dan pengurangan emisi gas rumah kaca.