SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Caracas–Presiden Venezuela Hugo Chavez, mengancam memutuskan pasokan minyak ke Amerika Serikat jika Washington mendukung serangan militer Kolombia terhadap Venezuela dan memperingatkan Amerika agar tak ikut-campur dalam krisis itu.

Chavez memutuskan hubungan diplomatik dengan Bogota, Kamis, sebagai reaksi terhadap tuduhan Presiden Alvaro Uribe bahwa 1.500 gerilyawan Kolombia telah mendirikan kamp di dalam wilayah Venezuela dan akan melancarkan serangan dari wilayahnya.

Promosi Siap Layani Arus Balik, Posko Mudik BRImo Hadir di Rute Strategis Ini

Pemimpin sayap-kiri itu mengatakan kalau Kolombia melancarkan serangan yang didorong oleh kekaisaran Yankee, “kami akan menghentikan pengiriman minyak ke Amerika Serikat, sekalipun setiap orang di sana harus makan batu”.

“Kami takkan mengirim setetes minyak pun” ke Amerika Serikat, katanya, Minggu (25/7).

Venezuela, salah satu anggota Organisasi Negara Pengeskpor Minyak (OPEC), adalah produsen dan pengekspor terbesar minyak Amerika Selatan. Chavez mengatakan ia memiliki laporan intelijen bahwa “kemungkinan agresi militer terhadap wilayah Venezuela dari Kolombia” lebih tinggi dibandingkan sebelumnya “selama 10 tahun terakhir”.

“Semuanya mengarah kepada pemerintah Kolombia, dan bahkan terlebih lagi ke Amerika Serikat, di sanalah terdapat orang yang bersalah,” kata Chavez, pengeritik pedas kesepakatan pangkalan militer AS-Kolombia yang dicapai tahun lalu.

Angkatan Bersenjata Venezuela di sepanjang perbatasan dengan Kolombia ditempatkan “dalam kondisi siaga maksimal” oleh Chavez, guna mencegah kemungkinan penyusupan militer. Saat ini, terdapat 20.000 prajurit yang digelar di sepanjang 2.000 kilometer perbatasan dengan Kolombia, kata beberapa pejabat militer.

Amerika Serikat, Jumat (23/7), memberi dukungannya kepada sekutu utamanya, Kolombia, dalam pertikaian paling akhir dengan Venezuela. Washington menyebut keputusan Chavez memutuskan hubungan diplomatik dengan Kolombia serta menyiagakan tentara di perbatasan adalah “reaksi yang mudah tersinggung” terhadap tuduhan Bogota.

Chavez, Ahad, mengisyaratkan kemungkinan peredaan ketegangan dengan Kolombia, ketika presiden terpilih Juan Manuel Santos menggantikan Uribe pada 7 Agustus.

ant/rif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya