SOLOPOS.COM - KRISIS -- Seseorang mencari koran bekas di tempat sampah di sebuah stasiun kereta bawah tanah di Madrid, Spanyol. Krisis keuangan di sejumlah negara zona mata uang euro telah memicu kekhawatiran dampak negatif di seluruh dunia. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

KRISIS -- Seseorang mencari koran bekas di tempat sampah di sebuah stasiun kereta bawah tanah di Madrid, Spanyol. Krisis keuangan di sejumlah negara zona mata uang euro telah memicu kekhawatiran dampak negatif di seluruh dunia. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

JAKARTA – Kepala BKPM Chatib Basri berjanji akan berjuang keras melawan dampak negatif krisis di zona Euro terhadap minat investasi asing di Indonesia. Tren pertumbuhan investasi pada kuartal I tahun ini yang disebut tertinggi sepanjang sejarah Indonesia dengan pencapai komitmen Rp71,2 triliun diupayakan terus berlanjut hingga akhir tahun.

Promosi Desa BRILiaN 2024 Resmi Diluncurkan, Yuk Cek Syarat dan Ketentuannya

“Itu malah salah satu yang tertinggi dalam sejarah, dimana asing sekitar Rp51,5 triliun dan domestik Rp19,7 trilun. Tapi ke depan kita tahu ada soal Yunani dan Amerika belum sepenuhnya pulih. Tentu dari sisi itu investasi punya tantangan soal ini,” katanya seusai dilantik oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menggantikan Gita Wirjawan di Istana Negara, hari ini.

Dalam hal ini, lanjutnya, Presiden meminta BPKM untuk menjawab tantangan itu agar investasi di tanah air tidak terganggu oleh krisis di wilayah lain tersebut. Chatib optimistis Indonesia bisa lepas dari pengaruh itu karena kecenderungan investasi global memang tengah mengarah ke kawasan Asia. Dalam hal ini, lanjutnya, Indonesia adalah salah satu dari tiga raksasa Asia yang menjadi perhatian bagi investasi asing.

“Kalau kita bicara mengenai Asia, sebetulnya tiga negara besar, yakni China di Asia Timur, India di Asia Selatan, dan Indonesia di Asean. Indonesia itu ekonominya 48% dari Asean dan populasi Asean itu di Indonesia,” katanya lagi.
Terkait dengan hal itu, tuturnya, pasar Indonesia masih sangat menarik bagi investasi global karena memiliki kekuatan untuk tumbuh lebih tinggi.

Dia membandingkan pencapaian pertumbuhan ekonomi Indonesia yang bisa tumbuh melebih India yang berkisar 5%, sedangkan Indonesia mencapai 6,3%. Untuk memperkuat masuk investasi domestik dan luar negeri, ungkapnya, BKPM akan meningkatkan koordinasi dengan kementerian lain. Hal itu, menurut dia, menjadi penting karena perangkat instruksi tidak ada di BKPM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya