SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), beserta istri Ani Yudhoyono, BJ Habibie, Megawati Soekarnoputri, Ketua MPR Zulkifli Hasan beserta istri, dalam upacara peringatan proklamasi kemerdekaan RI di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (17/8/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Puspa Perwitasari)

Solopos.com, JAKARTA – Tokoh senior PDIP, Panda Nababan, mengungkap banyak rahasia di partainya saat hadir dalam podcast Uya Kuya TV.

Salah satu yang diungkap adalah ketidakharmonisan hubungan antara Presiden Ke-5 RI Megawati Soekarnoputri dan Presiden Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Promosi BRI Dipercaya Sediakan Banknotes untuk Living Cost Jemaah Haji 2024

Menurut Panda Nababan, retaknya hubungan dua tokoh bangsa itu dipicu ketersinggungan Megawati saat masih menjadi presiden terhadap SBY yang kala itu menjadi salah satu menterinya.

Ketidakharmonisan Mega dan SBY berimbas pada hubungan antara PDIP dan Partai Demokrat, dua partai yang dikendalikan keduanya.

Panda Nababan mengatakan kerenggangan hubungan Mega-SBY berlangsung hingga saat ini.

“Penyebabnya banyak, karena ketidakjujuran SBY kepada Bu Mega,” kata Panda Nababan yang mantan wartawan senior era Orde Baru itu.

Berikut keterangan Panda Nababan seperti dikutip Solopos.com, Senin (23/1/2023).

1. Pernyataan SBY bahwa dirinya disingkirkan Mega

Menurut Panda Nababan, saat masih menjadi Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Menkopolkam) era pemerintahan Megawati, SBY pernah menyatakan bahwa dirinya sudah dibuang oleh Mega.

Pernyataan SBY tersebut, ujar Panda, menusuk perasaan Megawati.

“Saya diutus menemui SBY untuk menanyakan beberapa hal, termasuk pernyataan SBY bahwa dirinya sudah dicomberkan (dibuang) oleh Megawati. Bu Mega bilang ‘tanyaka Panda, benar gak dia ngomong begitu'” ujar Panda Nababan menjawab pertanyaan Uya Kuya.

Menurut Panda, SBY tidak menjawab pertanyaan Mega melalui dirinya tersebut.

2. SBY akan mendirikan Partai Demokrat

Menurut Panda, salah satu yang membuat Mega marah adalah informasi bahwa SBY yang kala itu menjadi menterinya akan mendirikan partai baru bernama Partai Demokrat.

“Mbak Mega bilang ‘tanyakan ke SBY, aku dengar informasi katanya dia mau mendirikan Partai Demokrat di Kantor Menkopolkam’,” ujar Panda menirukan pernyataan Mega.

3. Rencana maju ke Pilpres 2004

Panda mengatakan dalam salah satu rapat kabinet Megawati menanyai beberapa menterinya yang diisukan akan maju ke Pilpres 2004.

Beberapa orang yang ditanya seingatnya adalah Hamzah Haz (Wapres Mega), Yusril Ihya Mahendra (Menteri Hukum dan HAM) serta SBY yang kala itu menjabat Menkopolkam.

“Hamzah Haz bilang nanti tergantung sidang kabinet, Yusril bilang nanti akan dibicarakan. Nah pas SBY kata dia tidak akan maju. Tapi nyatanya maju tahun 2004 mengalahkan Mega,” katanya.

Menurut Panda, seluruh pertanyaan itu tidak dijawab oleh SBY. Hal itulah yang menurutnya membuat hubungan Mega dan SBY tidak harmonis hingga saat ini.

Baik Mega maupun SBY tidak pernah menjawab secara spesifik tentang renggangnya hubungan mereka.

Namun bagi publik, ketidakharmonisan kedua tokoh bangsa itu sangat terasa.

Bahkan saat SBY menjabat presiden selama dua periode dari 2004-2014, Mega tidak pernah menghadiri undangan ke Istana, termasuk saat peringatan HUT Kemerdekaan RI.

SBY dan Mega akhirnya kembali bersua saat peringatan HUT Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 2017 saat Presiden RI sudah dijabat Joko Widodo (Jokowi).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya