SOLOPOS.COM - (JIBI/SOLOPOS/Reuters/Olah Grafis: Is Ariyanto)

Marissa Mayer dalam posisinya selaku wakil presiden bidang produk pencarian dan hubungan konsumen tengah memperkenalkan sebuah produk Google dalam foto dokumentasi tahun 2010. Marissa pekan ini resmi menjadi CEO baru Yahoo, dengan misi besar membangkitkan kembali perusahaan itu dari keterpurukan. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

SAN FRANCISCO – Beban berat diemban Marissa Mayer, yang secara mengejutkan dipilih Yahoo untuk menjadi Chief Executive Officer (CEO) mereka yang baru. Pemilihan perempuan berusia 37 tahun itu menurut para pengamat menunjukkan bahwa Yahoo ingin memperbarui fokus mereka pada teknologi dan produk Web, bukannya konten online.

Promosi Waspada Penipuan Online, Simak Tips Aman Bertransaksi Perbankan saat Lebaran

Marissa menjadi CEO ketiga Yahoo dalam tempo setahun, menggantikan pejabat sementara CEO Ross Levinsohn. Misi besar mantan petinggi Google itu adalah membalikkan kekalahan yang selama ini dialami Yahoo dari Google dan Facebook, sesuatu yang selama ini gagal dilakukan para pendahulunya. Menilik latar belakangnya, Marissa yang merupakan perempuan insinyur pertama di Google memang memiliki sederet prestasi moncer di bidangnya.

Salah satu prestasi besar Marissa adalah memrakarsai tampilan antarmuka mesin pencari Google yang sederhana dan bersih, yang terus dipakai hingga sekarang. Kesederhanaan ini dinilai membuatnya banyak disukai para pengguna internet sehingga membawa keuntungan besar bagi Google.

Di luar masalah bisnis, Marissa juga dikenal sebagai perempuan dengan selera fashion tinggi dan biasa muncul di berita-berita sosialita. Dia pun menjadi “manusia langka” CEO perempuan di perusahaan teknologi tinggi. Selain dia, hanya ada sedikit sekali perempuan sepertinya yaitu Meg Whitman dari Hewlett Packard, Virginia Rometty dari International Business Machines (IBM) Corp dan Ursula Burns, CEO Xerox Corp.

“Ini wilayah yang sangat kompetitif dan keras. Saya sama sekali tak pernah membayangkan ada sukses yang dijamin didapat dengan mudah,” katanya. “Fokus saya selalu pengguna akhir, teknologi yang hebat dan bakat yang luar biasa,” imbuhnya.

Menyusul berita pemilihan Marissa sebagai CEO, saham Yahoo yang kini nilainya kurang dari separuh pada masa jayanya segera naik dua persen menjadi US$15,97 dalam perdagangan pascapenutupan bursa.

(JIBI/SOLOPOS/Reuters/Olah Grafis: Is Ariyanto)

Orientasi Produk
“[Pemilihan Marissa] adalah pernyataan kuat dari Yahoo mengenai misi mereka menunjuk seorang CEO yang berorientasi pada produk,” ujar pegiat modal ventura Marc Andreessen dalam konferensi industri Fortune di Aspen, Colorado, AS. Kondisi penurunan tajam yang dialami perusahaan teknologi menurut dia terbukti bisa dibalikkan. Dia mencontohkan Apple Inc yang juga pernah di ambang kebangkrutan sebelum Steve Jobs kembali ke perusahaan yang ikut didirikannya itu. “Tanggung jawab yang diemban Marissa sungguh luar biasa,” kata Andreessen.

Marissa bertugas mulai Selasa (17/7/2012) waktu AS, saat di mana Yahoo dijadwalkan merilis laporan kinerja keuangan triwulanan mereka. Namun Marissa tidak akan ikut dalam konferensi pers pascarilis.

Dalam akun Twitter-nya, Marissa mengungkapkan dirinya tengah hamil anak pertamanya yang laki-laki. Kelahirannya diperkirakan pada 7 Oktober mendatang dan dia berharap cuti melahirkan yang diambilnya takkan berlangsung terlalu lama.

Ketua Dewan Eksekutif Google, Eric Schmidt, menyatakan pencomotan Marissa Mayer adalah “kemenangan sejati” bagi Yahoo. Namun dia membantah bahwa Marissa rela keluar dari Google lantaran dia selama ini dipinggirkan. “Saya memromosikan dia tahap demi tahap dan dia kali terakhir mengemban tanggung jawab bisnis yang bernilai besar,” tegas Schmidt. “Ini langkah hebat buat dia, dan kerugian besar bagi Google,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya