SOLOPOS.COM - Pemodelan animasi tsunami tiga dimensi yang dikembangkan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional. (ANTARA/HO-BRIN)

Solopos.com, JAKARTA — Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Sains Data dan Informasi (PRSDI) dari Organisasi Riset Elektronika dan Informatika mengembangkan penelitian pemodelan animasi tsunami tiga dimensi untuk menghindari jumlah korban jiwa yang lebih banyak.

“Penelitian itu bertujuan membuat jalur evakuasi tsunami dan menentukan titik kumpul,” kata Peneliti Ahli Muda PRSDI BRIN Yudhi Rezaldi dalam keterangan di Jakarta, Rabu (27/9/2023), dilansir Antara.

Promosi 796.000 Agen BRILink Siap Layani Kebutuhan Perbankan Nasabah saat Libur Lebaran

Yudhi menjelaskan luas rendaman tsunami bisa terlihat melalui proses tiga dimensi orthomosaic atau hasil pemrosesan data foto udara, lalu dikombinasikan dengan animasi tsunami.

BRIN mengambil lokasi penelitian pemodelan tsunami itu di Cilacap, Jawa Tengah. Metode yang dipakai dengan menerbangkan Unmanned Aerial Vehicles (UAV) untuk mengambil foto udara.

“Untuk memproses foto udara menjadi tiga dimensi orthomosaic lingkungan perkotaan yang memiliki akurasi ketinggian bangunan dan Digital Elevation Model (DEM) dilakukan di laboratorium komputer. Hasilnya diekspor ke software animasi tiga dimensi untuk diberikan animasi tsunami dengan plug-in tambahan yang disebut flip fluid,” papar Yudhi.

Hasil dari sebuah pemodelan animasi tsunami tiga dimensi dapat memperlihatkan luas rendaman tsunami di lokasi wisata Pantai Teluk Penyu, Cilacap, Jawa Tengah. Informasi itu digunakan untuk menentukan jalur evakuasi dan lokasi titik kumpul.

Hal itu dapat menjadi rekomendasi evakuasi vertikal di lokasi penelitian dan rujukan bagi para pengambil kebijakan di wilayah setempat dalam menentukan pembangunan jangka panjang untuk menyusun tata kota.

“Keunggulan teknologi pemodelan tiga dimensi lingkungan kota dibuat dengan teknik tiga dimensi orthomosaic memiliki tingkat akurasi dan sesuai dengan lingkungan aslinya,” ucap Yudhi.

Teknologi pemodelan tiga dimensi menggunakan koreksi DEM atau ketinggian permukaan tanah, sehingga dapat digunakan untuk mengukur ketinggian bangunan dan menyimulasikan sebaran air akibat gelombang tsunami.

Manfaat pemodelan tiga dimensi menciptakan rasa aman bagi wisatawan yang berkunjung ke lokasi wisata, sehingga menguntungkan pengelola kawasan wisata dan mengetahui daerah mana saja yang dapat dikembangkan untuk tata kelola kota pada masa depan.

“Pemerintah setempat tidak perlu membuat shelter baru, namun cukup memanfaatkan bangunan-bangunan tinggi yang sudah ada,” kata Yudhi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya