SOLOPOS.COM - Istana Negara (Detik)

Jakarta (Solopos.com)–Walau gelaran Pemilu Presiden baru akan terjadi pada 2014 tetapi wacana capres independen sudah muncul kembali.

Dua tokoh dari kubu yang berbeda, PDIP dan PD, punya pandangan yang sama atas hal ini.

Promosi Dirut BRI dan CEO Microsoft Bahas Akselerasi Inklusi Keuangan di Indonesia

“Bangsa yang suka mencoba-coba inilah yang rusak karena tidak konsisten. Tidak akan besar kalau begini terus. Suka trial and error yang menjadi korban adalah rakyat,” kata Ketua DPP Partai Demokrat Soetan Bhatugana.

“Sudah pernah diajukan ke MK tapi ditolak dengan pertimbangan yang bersifat konstitusional,” ujar anggota Fraksi PDIP Arif Budimanta.

Hal tersebut mereka katakan dalan acara diskusi Polemik Trijaya ‘Calon Presiden Tanpa Parpol’ di Resto Warung Daun, Jl Cikin Raya No 26, Jakarta Pusat, Sabtu (9/4/2011)

Soetan mengatakan posisi presiden di independen sangat rapuh jika berhadapan dengan parlemen. Dia mencontohkan Presiden SBY yang kerap digoyang padahal Partai Demokrat yang mengusungnya mayoritas di parlemen.

Senada dengan Soetan, Arif Budimanta mencontohkan capres independen di Amerika tidak banyak yang memilih. Ujung-ujungnya rakyat memilih calon dari parpol juga.

Dalam pemilukada, calon-calon yang terpilih akhirnya merapat ke partai. Meskipun mereka pada awalnya berjalan sendiri.

“Karena ketika setelah dipilih jadi pimpinan maka mereka akan berhadapan dengna kekuatan-kekuatan parpol,” jelas Arif.

(Detikcom/nad)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya