SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–PT Artajasa Pembayaran Elektronis sebagai salah satu institusi yang terlibat penyusunan standar kartu debet berbasis chip nasional memperkirakan seluruh perbankan nasional membutuhkan dana investasi sekitar Rp 2 triliun untuk mengganti semua ATM dan kartu debet berbasis chip.

Vice President Electronic Channel Departement Artajasa Zul Irfan mengatakan saat ini harga per unit ATM sebesar US$ 9.000-US$ 11.000 ribu, dan setiap kartu dihargai US$ 1-US$ 2.

Promosi Selamat! 3 Agen BRILink Berprestasi Ini Dapat Hadiah Mobil dari BRI

“Biayanya memang cukup mahal karena memang kami ditekankan oleh Bank Sentral bahwa dalam penerbitan kartu berbasis chip tidak hanya bagi kelompok tertentu saja harus satu mesin semua kartu,” kata Zul Irfan ketika ditemui wartawan di Hotel Indonesia, Jakarta, Jumat (22/01).

Paket US$ 9.000-US$ 11.000 per unitnya untuk mesin ATM, sudah termasuk jenis ATM standar dengan alat pengamanan seperti adanya CCTV dan kelengkapan anti skimmer.

“Namun implementasi ini diperkirakan akan membutuhkan waktu yang cukup lama karena prosesnya tidak mudah dan rumit,” jelasnya.

Artajasa yang juga sebagai penyedia jaringan ATM Bersama masih memproses standar implementasi kartu debet berbasis chip dengan pihak perbankan.

“Kita saat ini masih berdiskusi dan memang diperlukan segala sesuatunya agar ada standar bakunya,” tuturnya.

dtc/isw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya