SOLOPOS.COM - Ilustrasi bunuh diri (Dok/JIBI/Solopos)

Bunuh diri Sleman, terutama di Gamping terbilang tinggi.

Harianjogja.com, SLEMAN – Tindakan bunuh diri mencapai hingga puluhan kasus terjadi di Sleman dalam 18 bulan terakhir. Kecamatan Gamping paling mendominasi kasus tersebut.

Promosi BI Rate Naik, BRI Tetap Optimistis Penyaluran Kredit Tumbuh Double Digit

Berdasarkan data kasus, peristiwa bunuh diri sejak Februari 2014 hingga Juli 2015 terdapat 21 kasus dengan 21 korban meninggal. Kasus itu terjadi di 11 kecamatan di Sleman dengan didominasi Gamping terdapat delapan kasus, Mlati empat kasus. Kemudian kecamatan lain seperti Berbah, Ngemplak, Prambanan, Godean, Moyudan, Pakem, Depok, Ngaglik dan Seyegan masing-masing satu kasus.

Dari angka tersebut tiga korban diantaranya ada yang meninggalkan surat untuk keluarga dan kekasihnya. Dua korban di Gamping dan satu di antaranya di Seyegan. Sebagian besar kasus bunuh diri di Sleman didominasi dengan cara gantung diri meski ada yang minum racun.

Kapolsek Gamping Kompol Agus Zaenuddin mengakui banyaknya kasus bunuh diri di Gamping. Selama ia menjabat setahun terakhir setidaknya ada delapan hingga sembilan kasus bunuh diri.

“Tiga di antaranya terjadi di bulan Juli, terakhir pada 31 Juli [2015] lalu,” ungkap Kapolsek Minggu (2/8/2015).

Sebagian besar penyebabnya karena korban depresi yang juga faktor ekonomi. Seperti halnya kasus yang terjadi terakhir kali di Gamping diakibatkan karena persoalan utang piutang. “Dalam setiap kasus [bunuh diri], kami selalu datang ke TKP sampai melakukan penyelidikan penyebabnya,” imbuh dia.

Pihaknya telah menginstruksikan kepada para Babinkamtibmas di Gamping untuk membantu memecahkan persoalan tingginya kasus bunuh diri. Agus menegaskan, Babinkamtibmas siap memberikan penyuluhan kepada masyarakat terkait hal itu. Bahkan memberi pendampingan jika terdapat warga yang membutuhkan solusi persoalan yang berpotensi mengarah ke kasus bunuh diri.

“Penyuluhan sudah dilakukan, dan Babin siap memberikan pendampingan kepada warga, agar kasus bisa ditekan angkanya,” tegas dia.

Dinas Kesehatan Sleman juga akan mengupayakan penanganan serius terkait kasus bunuh diri yang terjadi di bumi sembada. Kepala Dinas Kesehatan Sleman Mafilindati Nuraini menjelaskan, pihaknya akan mengoptimalkan layanan konsultasi psikologi di Puskesmas. Secara terbuka masyarakat dapat memanfaatkan klinik psikologi di tiap Puskesmas. Selain itu pemahaman masalah kesehatan jiwa juga perlu diberikan kepada masyarakat. Bersama dengan petugas sosial lainnya, Dinkes telah melakukan penyuluhan kejiwaan. Ke depan, pihaknya akan meningkatkan kegiatan tersebut untuk melakukan pencegahan.

“Kami berharap jika ada warga yang butuh konsultasi sebaiknya peduli untuk mengarahkan ke layanan konsultasi psikologi di Puskesmas. Selain itu pemahaman kesehatan jiwa perlu diberikan,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya