Solopos.com, SOLO–Panitia kegiatan advanture motor trail di kawasan Ranca Upas, Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat meminta maaf karena kegiatan itu mengakibatkan rusaknya tanaman bungan edelweis rawa.
Rekaman video permintaan maaf itu tersebar di media sosial seusai topik pembahasan mengenai kerusakan tanaman bunga edelweis rawa di Ranca Upas viral. Kerusakan itu diduga akibat ada kegiatan adventure motor trail yang digelar di area tanaman bunga edelweis rawa pada Minggu (5/3/2023) lalu.
Promosi Keren! BRI Jadi Satu-Satunya Merek Indonesia di Daftar Brand Finance Global 500
Pantauan Solopos.com di Twitter, Kamis (9/3/2023), terdapat video TikTok yang diunggah warga internet (warganet). Video TikTok itu atas nama akun @angin_baik yang diunggah di Twitter oleh akun @BangbangMulyana pada Rabu (8/3/2023).
Video itu memperlihatkan tiga lelaki menyampaikan permintaan maaf. Mereka menyampaikan pernyataan dengan membaca teks.
“Saya mewakili seluruh panitia event Ranca Upas 5 Maret 2023 Saya meminta maaf atas kejadian yang telah terjadi dan kelalaian panitia sehingga merugikan semua pihak, termasuk para sponsor PMK … dan penyedia tempat Ranca Upas. Saya Sangat menyesali kejadi ini dan sekali mohon maaf untuk semua pihak yang telah dirugikan, terutama para peserta event Ranca Upas 5 Maret 2023,” ucap mereka.
Dalam pernyataan itu tidak menyinggung ihwal rusaknya tanaman bunga edelweis rawa. Menurut mereka pihak yang dirugikan adalah sponsor dan peserta kegiatan.
Video itu direspons warganet dengan komentar sinis. Menurut mereka, permintaan maaf saja tidak bisa mengembalikan kelestarian area tanaman bunga edelweis rawa di Ranca Upas. Oleh karena itu, butuh tindakan nyata agar kawasan tersebut kembali asri seperti sedia kala.
“Maafmu g ngembalikan kondisi yg sma lgi pak, bukan daerahq v jdi ikutan kesel liatx,” tulis akun @KristiyanSiska.
“Yg ikut andil dalam event itu dari panitia, peserta sampe yg ngasih perijinan tempat ikut turun nanem balikin hijau lagi sama modalin pokoknya balikin kek semula sebelum event ini terjadi,” tulis warganet lain dengan akun @mejikuhibiniuwh.
“Jangan minta maaf minta maaf doang bapak², datenglah temui pak Uprit, tawarin bantuan buat ngembang biakin lahan itu lagi sampe bener² tumbuh cantil seperti semula. Kalo lamaaa bgt ya nikmati prosesnya, itu bentul tanggung jawab. Jangan cuma klarifikasi terus lepas tangan,” tulis akun @iam_yan__
Sebelumnya, Mantan Menteri Perikanan dan Kelautan Susi Pudjiastuti turut merespons bahasan tentang kerusakan tanaman bunga edelweis rawa di Ranca Upas yang sedang viral.
Warga internet (warganet) mengungkapkan kekesalan dan kegeraman mereka di media sosial. Mereka merasa kasihan kepada pemerhati dan pelestari lingkungan yang selama ini menjaga kelestarian bunga edelweis di lokasi tersebut.
Dalam sekejap bunga edelweis yang tak bisa hidup di sembarang tempat itu rusak tak tersisa.
Susi Pudjiastuti melalui akun pribadi Twitter, @susipudjiastuti, menyampaikan turut prihatin atas terjadinya peristiwa yang sedang viral itu. Dia bersimpati untuk lelaki yang telah menanam bunga edelweis rawa dengan susah payah tetapi hancur dalam sekejap.
“Saya ikut berduka .. simpati saya untk Bapak yg telah menanam bunga dg susah payah dihancurkan begitu saja. Ada tg busa saya bantu ?” tulis pemilik Susi Air itu dalam cuitannya dikutip Solopos.com, Rabu (8/5/2023).
Cuitan Susi itu diunggah untuk merespons unggahan akun @MrBekalicky89 yang mengungkapkan ihwal rusaknya bunga edelweis rawa disertai dua video.
Pada video pertama yang diunggah memperlihatkan kegiatan advanture motor trail. Video kedua berisi seorang lelaki dewasa yang meluapkan emosinya karena tanaman bunga edelweis di kawasan Ranca Upas rusak.
“Beli motor trail cuma mau jadi babi hutan main kubangan lumpur dan ngerusak bunga edelweis rawa di Ranca Upas kah?? @KementerianLHK #Bandung #RancaUpas #Edelweis,” tulis akun @MrBekalicky89.
Hingga Kamis, kerusakan tanaman bunga edelweis di Ranca Upas masih menjadi topik hangat di Twitter.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
