SOLOPOS.COM - Presiden Jokowi bersama Raja Salman bin Abdulaziz saat tiba di Istana Bogor di tengah hujan lebat, Rabu (1/3/2017). (Facebook @Jokowi)

Investasi dari Arab Saudi memang diincar. Tapi, bukan itu tujuan sesungguhnya Indonesia menggelar “karpet merah” bagi Raja Salman.

Solopos.com, JAKARTA — Karpet merah dan eskalator kembali disiapkan di depan landasan parkir Bandara Halim Perdanakusuma, Sabtu (4/3/2017) pagi, untuk Boeing 747-400, pesawat kerajaan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al-Saud.

Promosi Tanggap Bencana Banjir, BRI Peduli Beri Bantuan bagi Warga Terdampak di Demak

Berbeda saat kedatangan yang “dijemput” Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) kebagian mengantar orang nomor satu di Arab Saudi tersebut dalam mengakhiri kunjungan kehormatannya ke Indonesia. Rombongan Raja Salman saat itu meneruskan agendanya ke Brunei Darussalam dan pada sore harinya dijadwalkan mendarat lagi di Indonesia untuk plesiran acara pribadi, tepatnya di Bali hingga 9 Maret.

Setelah berpamitan dan menaiki eskalator yang khusus didesain untuk dirinya, Raja Salman berbalik ke arah rombongan pengantarnya dan melambaikan tangan. Hal itu seakan menjadi ungkapan terima kasih Raja Salman untuk semua hal yang diterima selama melakukan kunjungan kehormatan di Tanah Air.

JK mengatakan bahwa Raja Salman terkesan dengan penyambutan dan animo masyarakat Indonesia yang luar biasa di Jakarta dan Bogor, sejak Rabu (1/3/2017). “[Raja Salman] menganggap ini rumahnya yang kedua. Negeri saya yang kedua, karena semenjak beliau jadi raja dan keluar negeri, saya kira ini penyambutan yang paling luar biasa, kata dia. Saya bilang ini kecintaan rakyat Indonesia,” jelas Wapres seusai melepas Raja, di Bandara Halim Perdanakusuma, Sabtu (4/3/2017).

Kedatangan Raja Salman ke Indonesia memang cukup menggema. Setelah tidak ada Raja Arab yang datang ke Indonesia dalam 47 tahun terakhir, kedatangan Raja Salman disambut langsung oleh Presiden Jokowi saat mendarat dan dijamu meriah di Istana Bogor, kendati saat itu diselingi itu hujan deras. Penerimaan Raja di beberapa tempat yang dikunjunginya, seperti di Gedung Dewan Pewakilan Rakyat (DPR) juga luar biasa.

Pembicaraan langsung maupun di linimasa tentang kedatangan pria berusia 81 tahun tersebut seakan tak ada habisnya. Mulai dari jumlah rombongan yang dibawa ke Indonesia, mencari tahu pangeran muda yang turut datang, rencana liburan di Bali, sampai yang paling spektakuler tentu saja viralnya video blog (vlog) Presiden Joko Widodo dengan si Raja.

Kunjungan tersebut juga menguntungkan untuk Indonesia dengan ditandatanganinya 11 Nota Kesepahaman atau MoU di berbagai bidang. Yang paling anyar, tentu saja disepakatinya kesepakatan perusahaan minyak Saudi Aramco dengan Pertamina terkait program refining development masterplan di Cilacap senilai US$6 miliar atau Rp80 triliun dan Saudi Fund Development senilai US$1 miliar atau Rp13 triliun untuk keperluan pembangunan infrastruktur, air minum dan perumahan.

Namun, besaran konkret investasi yang baru disetujui sebesar Rp93 triliun tampak lebih kecil dari potensi investasi Arab Saudi yang diperkirakan pemerintah mampu menembus Rp333 triliun. Sejauh ini, investasi Arab memang masih terbilang jauh dari potensi. Pada periode 2010-2015, nilai investasi Petro Dollar itu hanya US$34 juta atau 0,02% dari total investasi asing yang masuk ke Indonesia. Pada 2016, realisasi investasi dari Arab hanya US$900.000 atau sekitar Rp11,9 miliar.

Menanggapi hal tersebut, Wapres menegaskan bahwa kunjungan Raja Salman jangan hanya diukur dengan banyaknya deal investasi. Yang utama adalah menanamkan persepsi, serta mempererat makna persahabatan, makna sosial dan keagamaan yang hadir antara dua negara.

Selama ini, dia mengatakan mayoritas penduduk Arab Saudi beranggapan bahwa Indonesia adalah negara yang terbelakang, dengan banyaknya Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang mencari penghidupan di negara minyak itu. Alhasil, banyak orang Arab yang menilai Indonesia negara yang rendah, selain juga memiliki wilayah yang kumuh.

Inilah Indonesia

Padahal, kunjungan warga negara Indonesia (WNI) ke Arab Saudi merupakan salah satu yang terbesar dengan rata-rata per tahun mencapai 1,2 juta orang. Kunjungan tersebut ada yang dimaksudkan untuk ibadah, bekerja, atau bahkan berwisata.

“Jadi kita ingin merubah dulu persepsi, image bahwa Indonesia ini negara maju sehingga jadi jangan ukur semua berapa-berapa investasi, apa kontrak yang kita tandatangani, jangan. Karena itu jangka panjang,” ujarnya.

Menurut Kalla, perspektif tentang Indonesia perlahan berubah dengan komentar para delegasi yang ikut datang dan terkejut melihat penampakan Indonesia, utamanya di Jakarta. Gedung tinggi menjamur di Jakarta, lebih banyak dari kota-kota di Arab. Ditambah, selama penyambutan Raja Salman dan rombongan, Indonesia aman untuk ditinggali.

“Mereka juga surprise. Bahwa kita negara kumuh, iya. Tapi gedung-gedung tinggi itu banyak di sini daripada Riyadh atau? Jeddah,” ucapnya. Dengan persepsi yang membaik itulah, jajaran tim teknis dari Arab yang akan terus berkomunikasi untuk merealisasikan kesepakatan dengan pemerintah diharapkan akan menghasilkan hal-hal yang lainnya untuk keuntungan ekonomi dalam negeri.

Apalagi, Wapres mengatakan jajaran pangeran dan menteri Arab Saudi sempat meminta agar pemerintah segera mengkonkretkan pariwisata yang sesuai dengan suasana Timur Tengah atau “Wisata Halal” yang kini tengah naik daun. Sejumlah wilayah, seperti Lombok di Nusa Tenggara Barat, Aceh atau Sumatera Barat sangat berpotensi untuk dikembangkan.

Hal itu juga selaras dengan keinginan pemerintah untuk mendorong ekonomi berbasis pariwisata, yang kini tengah gencar. Apalagi, data Kemenpar menyebutkan, jumlah wisatawan asal Timur Tengah masih terlampau kecil, yakni 240.000 turis dari realisasi yang mencapai 11,52 juta wisatawan tahun lalu.

“Toh rajanya saja tinggal di sini selama sembilan hari, apalagi rakyatnya, mungkin bisa tinggal sebulan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya