SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–Biro Pusat Statistik (BPS) memastikan angka inflasi tahun 2009 di bawah 3 persen. Rendahnya laju inflasi tahun 2009 didorong oleh krisis ekonomi dunia, yang berimbas kepada perekonomian Indonesia.

“Pastinya untuk tahun ini di bawah 3 persen. Hanya untuk angka pastinya akan kami umumkan besok,” ujar Kepala BPS  Rusman Heriawan saat berbincang dengan detikFinance, Minggu (3/1).

Promosi Kredit BRI Tembus Rp1.308,65 Triliun, Mayoritas untuk UMKM

Menurut Rusman, rendahnya angka inflasi tahun 2009 merupakan dampak dari krisis ekonomi global yang menyebabkan permintaan dunia menurun. Imbasnya, terjadi penurunan harga komoditas di pasaran internasional.

“Kondisi ini kemudian berdampak ke Indonesia,” kata dia.

Faktor lainnya, imbuh Rusman, yaitu pemerintah tidak membuat kebijakan yang menyebabkan pricing shock seperti menaikkan Tarif Dasar Listrik (TDL) atau Bahan Bakar Minyak (BBM) sepanjang tahun 2009.

“Jadi angka ini merupakan dampak keseluruhan dari internal dan eksternal,” ungkap dia.

Sementara untuk angka inflasi bulan Desember 2009, ia memperkirakan berada di bawah 0,5 persen. Menurut dia, pasokan yang cukup dan lancarnya distribusi barang saat menjelang natal dan tahun baru  menyebabkan harga barang di pasaran tidak melonjak.

“Meskipun demand tinggi tapi memang karena suplai cukup, distribusi baik sehingga harga tidak melonjak. Bahkan harga-harga kebutuhan pokok ada yang mengalami deflasi,” kata dia.

Rusman menambahkan, target inflasi yang ditetapkan pemerintah untuk tahun 2010 sebesar 5 persen merupakan angka inflasi yang paling ideal. Pasalnya dengan dapat bertahan di level 5 persen, itu menunjukan tidak terjadi penurunan daya beli dan adanya peningkatan permintaan.

“Jadi 5 persen itu yang terbaik, karena inflasi kalau sangat rendah juga tidak baik,” kata dia.

Namun, Rusman menilai, pemerintah harus bekerja keras untuk menahan agar angka inflasi bisa bertahan di level 5 persen tahun 2010. Hal ini terkait membaiknya perekonomian dunia yang  akan mengakibatkan adanya peningkatan permintaan dunia.

Peningkatan permintaan ini, lanjut Rusman, akan berdampak terhadap harga di pasar dunia sehingga akan terjadi imported inflation. Pulihnya ekonomi dunia, juga menyebabkan pertumbuhan ekonomi termasuk Indonesia akan mengalami peningkatan.

“Hal yang wajar kalau pertumbuhan ekonomi naik, maka inflasi juga ikut naik. Jadi masalahnya, bisa tidak pemerintah mengelola inflasi agar bisa mencapai target tahun ini,” tandas dia.
dtc/tya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya