SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sepur Kluthuk Jaladara SOLO--Anggota Badan Promosi Pariwisata Indonesia Solo (BPPIS), Syamsuddin JS, menilai kelemahan operasional Sepur Kluthuk Jaladara saat ini adalah tidak adanya kepastian jadwal dan tarif. Hal ini yang membuat pelaku pariwisata kesulitan menjual Jaladara. Padahal di satu sisi, kereta tua itu sudah cukup punya nama dan sudah menjadi ikon pariwisata Kota Solo.

“Jika selama ini Jaladara belum bisa memberikan income yang signifikan terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Kota Solo lantaran sepi peminat, maka serahkan pengelolaan Jaladara tersebut kepada BPPIS,” kata Syamsuddin, saat ditemui Solopos.com, Selasa (17/4/2012).

Promosi Beredar Video Hoax Uang Hilang, Pengamat Sebut Menabung di Bank Sangat Aman

BPPIS, kata dia, bersama Association of Indonesian Tour and Travel Agencies (Asita) dan industri perhotelan siap memasarkan Sepur Kluthuk Jaladara. “Asal ada jadwal yang pasti dan tarif yang pasti,” tandas Syamsuddin yang juga General Manager Garuda Indonesia Solo.

Pihaknya juga berharap, biaya produksi Jaladara yang disebutkan sekali jalan mencapai Rp8 juta, bisa dibedah bersama dan dicari solusinya agar biaya tersebut bisa lebih murah. “Sebenarnya Rp8 juta itu untuk apa saja sih? Saya dulu sering tanyakan hal ini ke banyak pihak, tapi belum dapat jawabannya sampai sekarang.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya