Bom Sarinah Thamrin menjadi alasan keluarnya travel advisory dari pemerintah Australia.
Solopos.com, JAKARTA — Kapolri Jenderal Pol. Badrodin Haiti meminta masyarakat tak perlu membesar-besarkan travel advisory dari Pemerintah Australia soal ancaman terorisme.
Promosi UMKM Binaan BRI Ini Jadi Kuliner Rekomendasi bagi Pemudik di Pekalongan
Menurut dia, peringatan itu dikeluarkan karena kunjungan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol. Tito Karnavian ke negeri Kanguru guna pegusutan kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin. Di sana, Tito menyampaikan informasi perkembangan penindakan aksi terorisma setelah teror bom Sarinah Thamrin Januari lalu.
“Itu biasa terjadi karena memang informasi yang diberikan, salah satunya oleh Pak Tito yang sedang berkunjung ke sana. Kan itu kita sampaikan, pasti disampaikan, pasti ditanyakan juga oleh pemerintah Australia soal kasus bom Thamrin,” kata Badrodin di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (26/2/2016).
“Saya pikir tidak perlu dibesar-besarkan karena bukan travel warning beda dengan travel advisory, itu berbeda. Karena kalau travel advisory itu hanya peringatan untuk mengingatkan masyarakat dan itu hal yang biasa,” katanya.
Sebelumnya, Pemerintah Australia, Kamis (25/2/2016), mengeluarkan peringatan kemungkinan serangan terorisme tengah direncanakan di Indonesia terutama Jakarta, Bali, dan Lombok. Peringatan dikeluarkan beberapa hari setelah peringatan serupa dikeluarkan untuk Kuala Lumpur, Malaysia.
Sebelumnya pada 21 Februari lalu, Pemerintah Australia juga mengeluarkan peringatan serupa untuk Kuala Lumpur, Malaysia. Kota itu ditetapkan dalam status siaga tinggi sejak aksi teror di Jakarta. Indonesia menjadi perhatian internasional setelah aksi terorisme di Jl. MH Thamrin, Jakarta, 14 Januari 2016. Sedikitnya, delapan orang termasuk pelaku teror tewas dalam peristiwa tersebut.