SOLOPOS.COM - Muhammad Bahrunna’im alias Naim mendengarkan vonis hakim di Pengadilan Negeri Solo, Kamis (9/6/2011). Bahrun Naim divonis 2 tahun 6 bulan penjara atas dakwaan kepemilikan amunisi. (Dok/JIBI/Solopos)

Bom Sarinah Thamrin Jakarta membuat Bahrun Naim kian dikenal. Di Rutan Solo, orang-orang masih mengingatnya sebagai jenius komputer.

Solopos.com, JAKARTA — Nama Bahrun Naim di mata keluarga Juniedi barang kali sudah tak asing lagi. Pria 32 tahun yang diduga kuat menjadi otak pelaku teror di Ibu Kota Jakarta itu tak hanya dikenal sebagai tukang ceramah agama, namun juga jago servis komputer, bikin program komputer, dan blog.

Promosi Cerita Klaster Pisang Cavendish di Pasuruan, Ubah Lahan Tak Produktif Jadi Cuan

“Selama di Rutan Solo, Bahrun ini sangat jenius sekali dalam hal komputer dan bikin blog. Ia bahkan diperbantukan di bagian komputer di Rutan kala itu,” kisah Juniedi, staf Rutan Kelas I Solo, saat ditemui Solopos.com di Sumber, Banjarsari, Solo, Jumat (15/1/2016).

Bahrun Naim hanya menjalani hukuman di Rutan Solo pada 2011-2012 atas kasus penyimpanan ratusan butir amunisi ilegal di indekosnya. Sebab, setelah 2/3 masa hukuman, ia mengajukan pembebasan bersyarat.

Selama di penjara itulah, Bahrun kerap berinteraksi dengan Juniedi yang sehari-hari bertugas di bagian bimbingan kegiatan Rutan Solo untuk calon wirausaha para terpidana. Dipertemukan dengan Bahrun, kata Juniedi, justru membuatnya merasa minder. Sebab, ia merasa sangat ketinggalan jauh ilmunya dengan Bahrun di bidang komputer dan teknologi.

“Kami sempat dibikinkan blog juga. Kami juga diajari teknologi internet, tapi saya enggak nyandak [ilmu saya tak sampai],” akunya tersenyum. Baca juga: Bahrun Naim Pernah Meretas Jaringan Komputer UNS, Tapi Pernah Jadi Ketua HMJ.

Hal ini sangat berbeda dengan kesan yang ditinggalkan Bahrun Naim di kampusnya. Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan FMIPA, Sugiarto, mengatakan selama kuliah Bahrun tergolong mahasiswa biasa-biasa dari sisi akademik. Putera pasangan Fatkhurrahman dan Siti Toyyibah itu, menurut keterangan teman-temannya, bahkan tak memiliki prestasi akademik yang mencolok atau istimewa.

“Kalau rekan-rekannya mengaku prestasi Bahrun ini tergolong di bawah rata-rata,” paparnya tanpa menjelaskan secara persis angka prestasi akademiknya. Baca juga: Prestasi Akademik di Bawah Rata-Rata, Ini Catatan Bahrun Naim Selama Kuliah di UNS.

Nama Bahrun Naim sebenarnya dianggap bukan siapa-siapa beberapa tahun lalu. Tujuh tahun lalu, pemuda ini merupakan orang biasa yang menjalankan bisnis warnet di Solo. Kini setelah meletusnya teror bom di Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2016), namanya disebut dengan jelas oleh Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol. Tito Karnavian.

Oleh polisi, dia teridentifikasi sebagai orang yang berada di belakang teror mematikan itu. Polda Metro Jaya menyebutkan ISIS yang berbasis di Raqqa–kota yang diklaim sebagai ibu kota ISIS di Suriah–ada di balik serangan itu. Baca juga: Prestasi Akademik di Bawah Rata-Rata, Ini Catatan Bahrun Naim Selama Kuliah di UNS.

Dalam tulisan di blog yang berjudul Pelajaran dari Serangan Paris, Naim meminta pengikutnya di Indonesia untuk mempelajari rencana, target, timing, koordinasi, keamanan, dan keberanian para pelaku teror Paris. Kini Bahrun diyakini masih berada di Suriah, merujuk pada kontak terakhir Reuters dengannya via Telegram November lalu yang menyebutkan dia belum ingin kembali ke Indonesia. Baca juga: Diduga Kendalikan Bom Jakarta, Bahrun Naim “Menikmati Hidup” di Suriah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya