SOLOPOS.COM - Salah satu pelaku penembakan saat aksi teror di Jalan MH Thamrin, kawasan Sarinah, Jakarta, Kamis (14/1/2016). Sejumlah teroris melakukan penyerangan terhadap beberapa gedung dan pos polisi di kawasan tersebut yang mengakibatkan sejumlah korban tewas dan luka-luka. (JIBI/Solopos/Antara/Xinhua/Veri Sanovri)

Bom Sarinah Thamrin, Jakara, melibatkan duet pelaku Ali dan Afif. Mereka bercelana jins dan kaus biru saat melakukan teror bom Jakarta dengan tenang.

Solopos.com, JAKARTA — Dua teroris menyerang anggota polisi di pos lantas Thamrin, Jakarta Pusat, dengan menggunakan senjata api. Keduanya tampak agresif melakukan serangan dan terlihat tenang seusai kawannya meledakkan pos lantas Thamrin.

Promosi Kisah Petani Pepaya Raup Omzet Rp36 Juta/bulan, Makin Produktif dengan Kece BRI

Kedua pelaku yakni Afif dan Muhammad Ali. Dari foto yang beredar luas di internet, keduanya tampak menyiapkan serangan dengan tenang, sesaat setelah ledakan di pos lalu lintas Thamrin. Identitas Ali ini dikonfirmasi oleh istrinya, Siti Maesaroh, 31. Siti mengenali suaminya dari foto yang ditunjukkan oleh adiknya, Jumat (15/1/2016) siang.

“Suami saya pakai baju biru, pakai rompi dan topi. Tapi waktu berangkat dari rumah tidak pakai rompi dan topi,” ujar Siti kepada wartawan di rumahnya di Kampung Sanggrahan, Meruya Utara, Kembangan, Jakarta Barat, Jumat malam.

Afif dan Ali berlari ke area parkiran Starbucks Coffee, Menara Cakrawala, saat aparat polisi menyergapnya. Afif sempat melemparkan bom ke arah polisi saat bersembunyi di dekat mobil Daihatsu Sirion.

Setelah ledakan pertama dari bom yang dilempar Afif, kemudian terjadi ledakan besar yang kedua–yang disebut polisi sebagai ledakan yang tidak disengaja–yang membuat keduanya tewas di lokasi kejadian.

Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol. Krishna Murti mengatakan, Ali menyiapkan bom rakitan di rumahnya bersama Dian yang tewas dalam ledakan di Pos Lalu Lintas. “Di sini ada dua lokasi, dua pelaku. Di mana diduga kuat tempat tersebut tempat pembuatan bahan peledak,” ujar Krishna.

Afif disebut namanya oleh Kapolri Jenderal Badrodin Haiti. Wajahnya dikenali oleh berbagai pihak, termasuk pengamat terorisme, Muhammad Jibriel Abdul Rahman. Dia juga punya catatan kriminal di persidangan.

Namun Siti Maesaroh menyangkal suaminya, Muhammad Ali, terlibat dalam jaringan ISIS. Sepengetahuannya, suaminya itu tidak pernah terlibat pelatihan militer atau ikut dalam sebuah organisasi radikal.

“Enggak tahu saya. Tidak pernah, paling ikut pengajian saja dekat-dekat sini saja, itu juga seminggu sekali palingan, ba’da subuh,” ujar Siti kepada wartawan di rumahnya.

Siti juga membantah bila suaminya merakit bom di rumahnya itu. “Aduh, enggak ada itu. Lihat saja sendiri, rumahnya kosong begitu,” imbuhnya.

Satgas dari Polda Metro Jaya dan Densus 88 Polri menggeledah rumah Ali pada Kamis (14/1/2016) malam. Di situ, polisi mengamankan bendera warna hitam bertulisan Arab, kabel-kabel, baterai, accu, pisau sangkur dan lain-lain. Tetapi, menurut Siti, polisi hanya mengambil jaket suaminya yang bermotif loreng.

“Sudah digeledah semalam, cuma ngambil baju loreng kayak tentara gitu warna hijau, sama dompet dan handphone,” lanjut Siti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya