SOLOPOS.COM - Muhammad Bahrunna'im alias Naim, membacakan pledoi atau pembelaan pada sidang di Pengadilan Negeri Solo, Rabu (18/5/2011). (JIBI/Solopos/Dok)

Bom Sarinah Thamrin Jakarta membuat Bahrun Naim dan jaringannya disorot. Di UNS, berbagai catatan tentang dirinya masih terekam.

Solopos.com, SOLO — Pihak Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo mengakui terduga dalang kasus peledakan bom di Sarinah Thamrin Jakarta, Kamis (14/1/2016), Bahrun Naim, adalah alumni perguruan tinggi tersebut. Bahrun tercatat pernah menjabat sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Entitas Mahasiswa Ilmu Komputer (Imelkom) atau HMJ D3 Ilmu Komputer UNS.

Promosi Kisah Petani Pepaya Raup Omzet Rp36 Juta/bulan, Makin Produktif dengan Kece BRI

Pria bernama lengkap Muhammad Bahrun Naim Anggih Tamtomo itu tercatat sebagai mahasiswa Fakultas MIPA (FMIPA) UNS Jurusan D3 Teknik Informatika Angkatan 2002. Hal itu dibenarkan Dekan FMIPA UNS, Ari Handoko Ramelan, saat ditemui wartawan di kantornya, Jumat (15/1/2016). Ari mengungkapkan, Bahrun adalah mahasiswa angkatan pertama D3 Teknik Informatika yang masuk 2002.

“Memang benar Bahrun Naim ini mahasiswa D3 Teknik Informatika,” katanya. Baja juga: Prestasi Akademik di Bawah Rata-Rata, Ini Catatan Bahrun Naim Selama Kuliah di UNS.

Ari mengungkapkan, semasa kuliah Bahrun Naim tergolong mahasiswa yang aktif berorganisasi. Bahrun sempat menjabat sebagai ketua di organisasi himpunan mahasiswa, Imelkom (Entitas Mahasiswa Ilmu Komputer) selama satu tahun, yaitu periode 2002-2003. Dari segi akademik, Ari mengungkapkan, nilai Bahrun tidak terlalu menonjol. Namun Bahrun cukup unggul di sisi leadership.

“Nilainya biasa-biasa saja. Tapi memang dia concern di utak-atik komputer. Ya namanya saja kuliah di teknik informatika, jadi minat dia di komputer,” terang Ari. Baca juga: Diduga Kendalikan Bom Jakarta, Bahrun Naim “Menikmati Hidup” di Suriah.

Senada diungkapkan Tunggul, staf bagian pendidikan UNS. Dirinya mengungkapkan Bahrun Naim semasa kuliah pernah bermasalah dengan pihak kampus. Keahliannya dalam mengutak-atik komputer, membuat Bahrun harus berurusan dengan bagian pendidikan karena meretas sistem jaringan UNS.

“Saat itu, dia masih mahasiswa baru. Cuma merubah tampilan layar saja. Enggak sampai merubah konten. Setelah itu kami panggil dan beri peringatan,” ungkap Tunggul.

Bahrun diketahui lulus pada 2005. Namun, tidak ada yang mengetahui kelanjutan kegiatan Bahrun setelah menyelesaikan studinya di UNS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya