SOLOPOS.COM - Ilustrasi obat (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Bisnis obat-obatan dinilai masih prospektif pada tahun 2015. Perusahaan farmasi pun berusaha meraih peluang usaha ini.

Harianjogja.com, JOGJA– Peluang bisnis obat sampai saat ini masih prospek. Apotek Kimia Farma pun berkomitmen untuk membangun apotek baru setiap tahunnya. Begitu pula dengan Jaringan Apotek K-24.

Promosi BRI dan Microsoft Eksplorasi AI demi Akselerasi Inklusi Keuangan di Indonesia

Kimia Farma bertekad menambah minimal 100 apotek setiap tahun di sejumlah daerah di Indonesia. Salah satunya di Jogja.

“Pada tahun 2015 ini, Kimia Farma akan menambah empat apotek baru. Sebab, perkembangan bisnis obat semakin bagus dan kami juga perlu untuk melakukan perluasan pasar,” ujar Manager Bisnis Apotek Kimia Farma Jogja Noviardi, Rabu (31/12/2014).

Dia mengakui, besaran nilai investasi yang dikeluarkan untuk membangun satu apotek tidaklah sedikit. Angkanya bisa mencapai ratusan hingga miliaran rupiah. Untuk membangun satu apotek standart Kimia Farma, dana yang kami butuhkan sekitar Rp3,5 miliar. Itu terdiri dari penyediaan obat butuh sekitar Rp300-Rp400 juta. Sewa bangunan sekitar Rp70 juta setahun.

“Itu belum termasuk biaya lain-lain seperti untuk dekorasi. Tetapi, kami optimis bisnis obat-obatan itu akan terus maju karena karakteristik masyarakat Indonesia yang konsumtif,” jelas Noviardi.

Terkait dengan Masyarakat Ekonomi Asean 2015, Noviardi mengatakan tetap optimis dengan bisnis obat-obatan di Indonesia. Meskipun pada era pasar bebas tersebut obat-obat dari negara lain di wilayah Asean masuk, dia berharap masyarakat tetap membeli obat-obatan dari apotek lokal. Alasannya, obat yang diracik disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik masyarakat suatu negara.

“Para apoteker meracik sebuah obat itu disesuaikan dengan karakteristik fisik masyarakatnya. Artinya, bila warga negara satu membeli obat dari negara lain, bisa jadi efek yang dirasakan akan berbeda,” jelasnya.

Tidak hanya Kimia Farma yang tertarik untuk terus mengembangkan sayap. Direktur Utama PT K-24 Indonesia Gideon Hartono juga terus berupaya membuka cabang-cabang baru di Indonesia. Salah satu caranya dengan membuka peluang kerjasama dengan dokter umum untuk mendirikan klinik.

“Klinik itu nantinya bisa bermitra dengan jaringan Apotek K-24 yang tersebar di Indonesia. Jumlahnya 343 unit, sebanyak 36 berada di DIY,” ungkap Gideon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya