SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Pandeglang--Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Syamsir Siregar mengatakan, aksi-aksi terorisme di Indonesia dalam beberapa waktu mendatang, cenderung tiarap menyusul tewasnya gembong teroris Noordin M Top dan beberapa kaki tangannya dalam beberapa bulan ini.

Ditemui seusai memberikan sambutan pada halalbihalal dan silaturahmi Muspida Banten, tokoh masyarakat dan ulama setempat, di Pandeglang, Banten, Kamis (15/10), ia mengatakan, meski kegiatan para teroris cenderung menurun namun tingkat kewaspadaan terhadap ancaman terorisme harus tetap dipelihara dan ditingkatkan.

Promosi BRI Borong 12 Penghargaan 13th Infobank-Isentia Digital Brand Recognition 2024

“Tewasnya beberapa pimpinan teroris di beberapa tempat dalam kurun waktu tiga bulan terakhir, mau tidak mau telah membuat sel-sel dan kelompok-kelompok teroris itu tiarap,” katanya.

Syamsir menambahkan, tiarapnya sel-sel teroris itu juga harus diantisipasi mengingat tenggang waktu itu bisa saja mereka melakukan konsolidasi, memperkuat organisasi untuk melancarkan aksi baru.

“Jadi, tetap kita harus waspadai meski mereka kini tiarap,” ujarnya.

Tentang berapa lama lagi mereka akan bangkit, Syamsir mengatakan bisa empat sampai lima tahun. “Tetapi itu sangat tergantung peta kekuatan mereka, jadi tetaplah waspada karena aksi terorisme itu tidak bisa diprediksi secara pasti kapan munculnya meski indikator mereka sudah bisa di deteksi,” tutur Kepala BIN.

Tim satuan tugas antiteror Mabes Polri telah menangkap 466 orang yang terlibat terorisme sejak peristiwa bom Bali 2002. Sebanyak 14 orang di antaranya tewas saat disergap.

Walaupun penembakan itu akibat dari adanya perlawanan pelaku, hal tersebut dikhawatirkan memutus rantai informasi.

Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Nanan Soekarna mengatakan, pada dasarnya kebijakan Polri dalam setiap penyergapan adalah menangkap sasaran hidup-hidup.

“Namun, di lapangan beberapa kali polisi terpaksa menembak karena sasaran penyergapan kerap melawan. Hal itu juga terjadi saat menyergap buronan kakak-beradik Mohamad Syahrir dan Syaifudin Zuhri di rumah kos di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (9/10) siang,” ujarnya.

ant/fid

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya