SOLOPOS.COM - PRESTASI -- Siswa SMA Muhammadiyah 1 Solo, Pratama Rachmat Wijaya, 17 dan Oktaviani Rahmawati, 17, menunjukkan penghargaan yang mereka peroleh dalam Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) tingkat nasional, 9-14 Oktober 2011. (JIBI/SOLOPOS/Eni Widyastuti)

(Solopos.com) – Ketika makan ikan lele, kebanyakan orang hanya makan dagingnya dan membuang tulangnya. Padahal tulang ikan lele khususnya lele dumbo mengandung banyak kalsium. Hal itu memicu ide dua orang siswa SMA Muhammadiyah 1 Solo, Pratama Rachmat Wijaya, 17 dan Oktaviani Rahmawati, 17. Banyaknya rumah makan yang membuang tulang ikan lele dumbo, telah memunculkan inisiatif pada keduanya untuk memanfaatkan barang yang tadinya dikategorikan sampah itu.

PRESTASI -- Siswa SMA Muhammadiyah 1 Solo, Pratama Rachmat Wijaya, 17 dan Oktaviani Rahmawati, 17, menunjukkan penghargaan yang mereka peroleh dalam Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) tingkat nasional, 9-14 Oktober 2011. (JIBI/SOLOPOS/Eni Widyastuti)

Promosi BRI Sambut Baik Keputusan OJK Hentikan Restrukturisasi Kredit Covid-19

“Indonesia adalah penghasil ikan yang banyak. Jika mengonsumsi ikan lele, biasanya hanya dimakan dagingnya. Padahal tulangnya mengandung gizi juga. Jika diolah, tulang itu memiliki prospek usaha,” terang Pratama saat jumpa pers di ruang kepala SMA Muhammadiyah 1 Solo, Selasa (18/10/2011).

Kebetulan, kata Pratama, ia suka makan lele dan sangat gemar makan bagian kepala lele. “Ketika melihat banyak tulang lele dibuang padahal tulang itu banyak mengandung kalsium, rasanya sayang. Akhirnya kami melakukan penelitian hingga muncul ide membuat kerupuk dari tulang ikan lele dumbo,” jelasnya.

Oktaviani menguraikan cara membuat kerupuk dari tulang ikan lele memang butuh waktu. Awalnya tulang-tulang itu dicuci kurang lebih tiga kali atau sampai bersih. Selanjutnya tulang dimasukkan ke panci presto agar menjadi lunak. Setelah itu dikeringkan di bawah sinar matahari kemudian ditumbuk halus. Tumbukan tulang itu lalu disaring hingga menjadi tepung tulang lele dumbo.

Selanjutnya, terang Oktaviani, bumbu membuat kerupuk berupa bawang, ketumbar, terasi dan garam dihaluskan. Campur tepung tapioka dan tepung gandum dengan perbandingan empat banding satu. Setelah diaduk rata, ambil seperempat bagian tepung campuran tersebut lalu dicampur dengan bumbu yang dihaluskan dan tepung lele dumbo. Masukkan air, aduk terus sambil dipanaskan hingga mengental. Setelah itu, baru campurkan tepung yang tiga perempat tadi, aduk sampai rata hingga tidak lengket di tangan.

“Setelah itu, adonan dibuat model silinder, kukus kurang lebih 45 menit. Setelah dingin, adonan diiris tipis baru dikeringkan. Setelah benar-benar kering baru digoreng dan jadilah kerupuk tulang ikan lele dumbo,” urainya.

Untuk menciptakan kerupuk tersebut, katanya, awalnya mereka harus berburu tulang lele dumbo dan sempat gagal dua kali hingga menemukan formulasi yang tepat. “Sebelum jadi, pernah adonan kerupuk itu tidak mau mengembang, pernah juga baru digoreng langsung gosong karena ternyata tulangnya kebanyakan. Jadi ukurannya harus pas,” katanya.

Dalam setiap 100 gram kerupuk tersebut, kata Pratama, mengandung kalsium 7.999 mg, kalori 204 mg, protein 8,28 mg, lemak 3,20 mg, karbohidrat 51 gram dan fosfor 129,1 mg.

Salah seorang pembimbing Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) SMA Muhammadiyah 1 Solo, Sri Darwati, mengungkapkan kedua siswa itu baru saja meraih medali perunggu Bidang IPS Humaniora, Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) tingkat nasional yang digelar Kemendiknas, 9-14 Oktober 2011. Mereka mengikuti OPSI dengan menawarkan hasil temuan kerupuk tulang lele dumbo yang berkalsium tinggi dan memiliki prospek wirausaha. Rencananya, kata Darwati, produk itu akan diproduksi masal.

Eni Widyastuti

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya