SOLOPOS.COM - Museum Holocaust di Berlin, Jerman. (Freepik)

Solopos.com, MINAHASA — Museum Holocaust Indonesia yang berlokasi di Tondano, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, menuai kontroversi. Keberadaan museum ini dinilai tidak diperlukan di Indonesia.

Museum Holocaust di Tondano, Minahasa itu didirikan atas inisiasi komunitas Yahudi-Indonesia. Museum ini dibuka pada 27 Januari 2022 oleh Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Ina Lepel dan Wakil Gubernur Sulawesi Utara Steven Kandouw. Pembukaan museum bertepatan dengan hari Peringatan Holokaus Internasional.

Promosi Efek Ramadan dan Lebaran, Transaksi Brizzi Meningkat 15%

Sebagai informasi, holocaust adalah peristiwa pembantaian kaum Yahudi oleh pasukan Nazi Jerman selama Perang Dunia II. Israel mengklaim tragedi tersebut merenggut nyawa enam juta orang. Dengan demikian, museum ini didirikan dengan tujuan mengenang peristiwa berdarah tersebut oleh Komunitas Yahudi di Minahasa. Selain itu museum ini juga sebagai sarana untuk mengedukasi masyarakat.

Baca juga: Hidayat Nur Wahid: Stop Museum Holocaust Indonesia

Respons MUI & MPR

Kendati demikian, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri Sudarnoto Abdul Halim meminta kepada Pemerintah Kabupaten Minahasa untuk menutup Museum Holocaust.

Dia menilai keberadaan museum tersebut melukai perasaan rakyat Palestina yang selama ini berjuang melawan israel. Apalagi narasi yang dikembangkan dalam peristiwa Holocaust adalah bangsa Yahudi adalah bangsa yang disingkirkan dan teraniaya sehingga perlu dukungan masyarakat internasional.

Baca juga: Serba-Serbi Museum Holocaust Indonesia yang Bikin Gaduh

Tuntutan tersebut didukung Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid. Dia menilai museum itu berpotensi menimbulkan keresahan akan upaya pembelaan terhadap Palestina yang diperjuangkan pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia.

“Kami mendukung sikap Ketua MUI Bidang Kerja Sama Luar Negeri dan Hubungan Internasional, Prof. DR. Sudarnoto Abdul Hakim, yang menuntut ditutupnya pameran foto dan Museum Holocaust di Tondano. Karena museum ini berpotensi menghadirkan keresahan dan kontraproduktif terhadap upaya pembelaan terhadap Palestina yang diperjuangkan oleh pemerintah serta rakyat Indonesia,” demikian disampaikan pria yang akrab dipanggil HNW melalui keterangannya di Jakarta, Senin (31/1/2022), sebagaimana dikutip dari laman resmi MPR, Rabu (2/2/2022).

Baca juga: Pertama di ASEAN, Museum Holocaust Yahudi di Sulut Dikecam

Dia pun turut mempertanyakan pembukaan pameran foto dan Museum Holocaust di Sulut. Dia menilai museum itu tidak diperlukan di Indonesia yang tingkat toleransinya tinggi, tidak rasis, dan tidak melakukan tindakan holocaust terhadap suku dan bangsa manapun. Malah bangsa Indonesia pernah mengalami sejenis holocaust yang dilakukan oleh antek penjajah Belanda, Westerling, terhadap puluhan ribu warga sipil di Sulawesi Selatan tahun 1946-1947.

Memaksakan kehadirannya di Indonesia juga jadi seperti pamer intoleran dan manipulasi sejarah kontemporer Israel sebagai negara penjarah, penjajah, pelaku teror dan kejahatan kemanusiaan terhadap Palestina. Mirip dengan sebagian Nazi Jerman terhadap sebagian bangsa Yahudi, sebagaimana yang terjadi dalam Holocaust itu.

”Keberadaan museum Holocaust di Indonesia juga mengalihkan isu dan fakta, dari Israel dan Zionismenya hari-hari ini yang mempraktikkan apartheid terhadap Palestina. Pembukaan museum Holocaust ini justru berpotensi menjadi “whitewashing” terhadap praktik apartheid, teror, intoleran, rasisme maupun kejahatan kemanusiaan lain yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya