SOLOPOS.COM - Wakil Presiden Jusuf Kalla (Dwi Prasetya/JIBI/Bisnis)

BI Rate sudah diturunkan 7,25% pekan ini. Namun, JK menilai BI perlu menurunkan kembali suku bunga ke level yang lebih rendah.

Solopos.com, JAKARTA — Bank Indonesia diimbau melanjutkan kebijakan penurunan tingkat suku bunga acuan demi meningkatkan daya saing ekonomi nasional. Wakil Presiden Jusuf Kalla mengapresiasi kebijakan Bank Indonesia (BI) yang telah menurunkan suku bunga acuan (BI rate) sebanyak 25 basicpoint menjadi 7,25% pada Kamis (14/1/2016) lalu.

Promosi Tanggap Bencana Banjir, BRI Peduli Beri Bantuan bagi Warga Terdampak di Demak

Ke depan, BI disarankan kembali menurunkan BI Rate ke level lebih rendah untuk mendorong masyarakat beralih fokus meningkatkan kesejahteraan melalui kegiatan wirausaha. Alhasil, sektor riil berkembang dan mampu menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional.

“Bunga double digit akan berakibat buruk. Kalau deposito tinggi, masyarakat tidak bisa jadi entrepreneur. Orang akan lebih senang memetik bunga daripada berusaha,” ujarnya dalam pidato Pertemuan Tahunan Pelaku Industri Jasa Keuangan 2016 (Financial Executive Gathering), Jumat (15/1/2016).

Selain itu, BI rate yang lebih rendah akan menciptakan keseimbangan sistem keuangan. Pasalnya, investor akan mendiversifikasikan dananya di institusi perbankan dan pasar modal secara lebih merata. “Tidak akan bisa pasar modal maju signifikan kalau deposito tinggi. Artinya bursa dikuasai dana asing sampai 65%, jadi sangat bergantung dan membahayakan,”paparnya.

Dia juga menggambarkan, hampir tak ada negara di dunia yang maju dan berkembang pesat hanya karena tingkat bunga bank yang menjulang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya