SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, MEDAN- – Keputusan Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 50 Bps dari sebelumnya 5,75% menjadi 6,5% diprediksi dapat menimbulkan rekasi negatif dari pelaku pasar modal.

Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada mengatakan kenaikan BI Rate hingga saat ini belum terlihat dampak signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Promosi BRI Meraih Dua Awards Mobile Banking dan Chatbot Terbaik dalam BSEM MRI 2024

“Tapi bisa saja di kemudian hari akan melemah karena persepsi pasar terhadap kenaikan BI Rate tersebut. Akan timbul persepsi negatif kalau laju kredit akan melambat,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (11/7/2013).

Menurutnya, apabila dilihat dari kenaikan BI Rate sebelum-sebelumnya akan diikuti oleh kenaikan suku bunga perbankan. Pada akhirnya akan mengakibatkan perlambatan kredit dan asumsi-asumsi lainnya.

Dia memperkirakan, dengan kenaikan BI Rate hingga 50 Bps tersebut dapat menekan IHSG ke level 4.500. “Support IHSG terkuat berada pada level 4.480-4.505,” katanya.

Sektor yang diperkirakan akan terkena dampak secara langsung tentu saja saham-saham perbankan. Nantinya akan meluas ke sektor properti yang berakibat pada saham sektor industri dasar.

Saham emiten semen, kata dia, juga diprediksi akan terkena dampak kenaikan BI Rate tersebut. Selain itu, saham sektor perdagangan juga akan tergerus karena semua kebijakan di setiap sektor akan bermuara pada kebijakan perbankan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya