SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta– Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada awal 2010 memutuskan untuk mempertahankan suku bunga bank sentral (BI Rate) pada tingkat 6,5 persen.

Pejabat Sementara (Pjs) Gubernur BI Darmin Nasution, dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (6/1), mengatakan bahwa keputusan tersebut diambil setelah mempertimbangkan bahwa BI Rate pada tingkat tersebut dipandang masih konsisten dengan pencapaian sasaran inflasi tahun 2010 sebesar 5 persen plus minus 1 persen.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Dewan Gubernur melihat bahwa “balance of risk” tekanan inflasi belum akan muncul setidaknya pada semester I-2010. BI Rate tersebut juga dipandang masih kondusif bagi upaya untuk memperkuat proses pemulihan perekonomian, menjaga stabilitas keuangan, dan mendorong intermediasi perbankan.

Dewan Gubernur meyakini bahwa perbaikan kondisi perekonomian domestik terus berlanjut. Perekonomian domestik pada 2009 diprakirakan tumbuh cukup tinggi mencapai 4,3 persen walaupun dampak gejolak ekonomi global belum sepenuhnya usai.

Selain ditopang oleh permintaan domestik yang masih meningkat, pertumbuhan ekonomi juga didukung oleh optimisme dan ekspektasi percepatan pemulihan ekonomi global yang semakin kuat terutama sejak pertengahan tahun yang lalu, serta respons kebijakan fiskal dan moneter yang akomodatif.

Reformasi sektor keuangan yang dilakukan selama beberapa tahun sebelumnya juga memberikan kontribusi pada peningkatan daya tahan perbankan terhadap gejolak eksternal.

Ke depan, prospek perekonomian Indonesia diperkirakan semakin membaik terutama apabila dibarengi dengan perbaikan mikro struktural dalam perekonomian.

Daya tahan perekonomian domestik masih cukup kuat dibarengi penurunan tekanan inflasi. Inflasi 2009 tercatat sebesar 2,78 persen, di bawah sasaran inflasi Bank Indonesia sebesar 4,5 persen plus minus 1 persen.

Rendahnya inflasi di 2009 sejalan dengan moderatnya pertumbuhan ekonomi, menguatnya nilai tukar Rupiah, menurunnya harga-harga komoditas dunia, dan penurunan harga BBM dalam negeri.

Perkembangan positif pada laju inflasi dan nilai tukar rupiah sejauh ini mampu menjaga ekspektasi pelaku ekonomi tentang stabilitas ekonomi makro, sekaligus menurunkan risiko dan memberikan kepastian bagi pelaku ekonomi baik di sektor riil maupun di sektor keuangan.

Ke depan, seiring dengan pemulihan ekonomi, laju inflasi 2010 sedikit meningkat namun masih pada kisaran sebesar 5 persen plus minus 1 persen.

ant/isw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya