SOLOPOS.COM - Kapolri Jenderal Tito Karnavian, bersama Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Ketua Komisi KPPU Syarkawi Rauf, dan Sekjen Kemendag Karyanto (kanan), menunjukkan karung berisi beras yang dipalsukan kandungan karbohidratnya dari berbagai merk saat penggerebekan gudang beras di PT Indo Beras Unggul, Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Kamis (20/7/2017) malam. (JIBI/Solopos/Antara/Risky Andrianto)

Saham PT Tiga Pilar Sejahtera (AISA) diprediksi jatuh dalam waktu lama akibat kasus beras premium palsu.

Solopos.com, JAKARTA — Kasus hukum yang menjerat PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk akibat dugaan tindakan kecurangan usaha oleh anak perusahaannya berpotensi memukul saham perseroan itu untuk jangka panjang.

Promosi Selamat! 3 Agen BRILink Berprestasi Ini Dapat Hadiah Mobil dari BRI

Anak perusahaan perseroan, yakni PT Indo Beras Utama (PT IBU) telah disegel kepolisian pada Kamis (20/7/2017) malam karena diduga melakukan penipuan dengan menjual beras medium bersubsidi IR64 seharga beras premium. Beras itu dijual dengan menggunakan merek utama, yakni Ayam Jago dan Maknyuss.

Reaksi instan pasar atas kabar tersebut sudah bisa diduga. Saham emiten berkode AISA tersebut turun hingga batas bawah transaksi harian dan terkena autorejection dalam sesi pertama perdagangan keesokan harinya, mencapai 24,92%.

Kepala Riset Koneksi Kapital, Alfred Nainggolan, menilai reaksi negatif pasar ini berpotensi terus bertahan untuk jangka waktu yang lama. Apalagi selama belum ada kepastian terkait besaran denda yang dibebankan pihak yang berwajib dan otoritas bursa.

“Untuk sementara, pasar sebaiknya menghindari dulu saham AISA. Saya kira masih banyak pilihan lainnya di sektor makanan dan minuman lainnya yang sangat bagus kinerjanya,” katanya kepada Bisnis/JIBI, Jumat (21/7/2017).

Kendati belum mengungkapkan proyeksi penurunan harga saham AISA sepekan ke depan, dirinya menilai penurunannya pasti akan sangat signifikan karena pasar berlomba untuk melepas saham AISA.

Pada perdagangan Jumat (21/7/2017) atau setelah berita penyegelan anak perusahaan AISA beredar, saham emiten sejenis yakni PT Buyung Poetra Sembada Tbk naik cukup signifikan hingga sempat mencapai Rp546 per saham. Nilai itu tumbuh 12,87% dibandingkan penutupan hari sebelumnya Rp404 per saham.

Meski begitu, saham emiten dengan kode HOKI tersebut kembali turun menjelang penutupan hingga ditutup pada Rp414 per saham, atau hanya meningkat 2,48% dibandingkan penutupan hari sebelumnya.

Alfred mengaku belum bisa memastikan peningkatan harga saham HOKI disebabkan karena investor AISA mengalihkan saham mereka pada emiten penjual beras tersebut. Pasalnya, tren pertumbuhan saham HOKI sudah terjadi selama sepekan terakhir. “Tapi bagi investor yang ingin berinvestasi di perusahaan beras, pilihannya memang kalau tidak AISA ya tinggal HOKI,” katanya.

Dirinya menilai, potensi penurunan saham AISA sangat tergantung pada nilai denda yang harus ditanggung perseroan. Pernyataan dari kepolisian bahwa tindak kecurangan PT IBU merugikan negara hingga ratusan triliun telah menyebabkan pasar panik dan bertanya-tanya.

Bila benar demikian, resikonya akan sangat besar bagi AISA, sebab posisi asetnya per Maret 2017 hanya Rp9,34 triliun dengan nilai kapitalisasi pasar per Jumat lalu senilai Rp3,88 triliun.

Reza Priyambada, Analis Binaartha Parama Sekuritas, menilai pasar cenderung sangat reaktif ketika menerima informasi negatif terkait emiten, apalagi bila berhubungan dengan masalah hukum. Menurutnya, reaksi negatif investor ini cenderung akan bertahan lama, menimbang hal yang sama pernah terjadi pada sejumlah emiten lain yang terjerat masalah hukum.

Menimbang masalah hukum cenderung sangat berpengaruh terhadap kelangsungan emiten, pihaknya juga merekomendasikan trading sell atas saham AISA, dengan posisi support antara Rp1.150 – Rp1.165 dan posisi resistance antara Rp1.390 – Rp1.400. Saham AISA sendiri pada Jumat pekan lalu telah ditutup pada harga Rp1.205 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya