SOLOPOS.COM - Stasiun Tawang, Kota Semarang, Jawa Tengah, sekitar tahun 1910-1920. (Website—heritage.kai.id)

Solopos.com, JAKARTA–Mendengar nama Kota Semarang, tentu gambaran bangunan tua pasti terbersit di pikiran Anda. Ya, Semarang memang dikenal dengan berbagai bangunan heritage yang ikonik sebagai destinasi wisatanya.

Sebut saja Lawang Sewu, hingga deretan bangunan bersejarah lainnya yang ada di kawasan Kota Tua.

Promosi UMKM Binaan BRI Ini Jadi Kuliner Rekomendasi bagi Pemudik di Pekalongan

Namun, tahukah Anda? Semarang juga memiliki Stasiun yang disebut-sebut tertua di Indonesia? melansir dari heritage.kai.id, Selasa (25/10/2022), Semarang memang dikenal sebagai wilayah pelopor lahirnya kereta api di Indonesia.

Menurut sejarah, adanya kereta api untuk kali pertama di Semarang ditandai dengan pembangunan jalur kereta api oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L. A. J Baron Sloet Van Den Belee pada 1864.

Pembangunan jalur kereta api yang dapat mengakomodasi lokomotif dengan lebar 1435 mm tersebut dilakukan oleh Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM).

Pada 1867, pembangunan awal lintasan kereta Tanggung-Kemijen berhasil diselesaikan. Kemudian NISM melanjutkan pembangunan lintasan kereta api ke wilayah Yogyakarta dan Surakarta yang berhasil selesai 5 tahun setelahnya, yakni 1872.

Meskipun sejak awal dibangun penggunaan kereta pi dapat mengakomodasi pelayanan penumpang, namun diketahui aktivitas lokomotif kereta ketika itu lebih banyak digunakan untuk mengangkut hasil panen perkebunan, khususnya gula.

Melayani angkutan penumpang dan barang membuat aktivitas Stasiun Semarang kala itu begitu ramai dan sibuk.

Namun, ramainya stasiun tak sebanding dengan fasilitas yang ada. Mengapa? Bangunan Stasiun Semarang yang berdiri di atas tanah bekas rawa membuatnya sering tergenang banjir rob akibat pasangnya air laut.

Pada akhirnya, pihak NISM memutuskan untuk memindahkan kantor pusat stasiun sekaligus untuk memisahkan layanan bagi penumpang kereta api maupun untuk mengakomodasi pengiriman barang. Dengan demikian maka dibangunlah Stasiun Tawang, yang diperuntukkan melayani penumpang kereta api. Sedangkan pelayanan angkutan barang tetap dilakukan di Stasiun awal.

Pemilihan lokasi Stasiun Tawang terbilang strategis. Pasalnya, stasiun tersebut berdiri di dekat kawasan Kota Lama yang menjadi pusat perdagangan di Semarang. Tetapi, posisinya yang masih berada di sisi utara Semarang membuat Stasiun Tawang juga harus berdiri di atas tanah rawa.

Tak habis akal, NISM melakukan pemadatan tanah untuk mengantisipasi pergeseran tanah dengan menanam lempengan pelat beton. Hal tersebut dilakukan hingga berbulan-bulan lamanya untuk mencapai hasil yang optimal.

Peletakan batu pertama pembangunan Stasiun Tawang dilakukan oleh putri Kepala Teknisi NISM, Anna Wilhelmina van Lennep pada 1911. Dirancang oleh seorang arsitek asal Belanda, Sloth Blauwboer, Stasiun Tawang berhasil selesai dan diresmikan pada 1914.

Bisa dibilang bangunan Stasiun Tawang menyerupai pendapa joglo, rumah adat Jawa di bagian tengahnya. Pasalnya, terdapat empat tiang besar yang menyangga langit-langit di tengah hall stasiun. Bangunan Stasiun Tawang nampak megah dan cantik dengan hiasan relief yang terbuat dari perunggu karya pemahat asal Leiderdrop, Willem Brouwer.

Tak main-main, bahkan kaca jendela Stasiun Tawang dibuat oleh perusahaan J. H. Schouten dari Den Haag. Selain itu, konstruksi besi berbentuk pelana yang ada di bangunan utama Stasiun Tawang merupakan buatan Werkspoor asal Amsterdam.

Bahkan genteng yang menutupi bangunan Stasiun Tawang dibuat Stoom Pannen fabriek van Echt.

Kemegahan Stasiun Tawang dapat dibuktikan langsung jika Anda berkesempatan untuk bertandang ke Semarang menggunakan kereta api. Pastinya, Anda akan terkagum-kagum menyaksikan bangunan berumur lebih dari 100 tahun tersebut masih berdiri kokoh hingga kini.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya