SOLOPOS.COM - Apel gabungan di Senayan, Kamis (16/10/2014). (Rahmatullah/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA — Pemerintah akan memulai penggabungan pendidikan taruna tingkat satu TNI dan Polri pada 2015, guna meminimalisir bentrok di kemudian hari. Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko mengatakan pemahaman integrative culture sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan dasar taruna tingkat satu.

“Pendidikan TNI Polri akan digabung pada 2015 dalam rangka membangun kesamaan karakter dan kesamaan persepsi terhadap keamanan dan pertahanan negara,” katanya dalam keterangan tertulis, saat memimpin Upacara Sertijab Komandan Jenderal Akademi TNI dari Marsda TNI Bambang Samudro kepada Mayjen TNI Harry Pudianto, Selasa (2/12/2014).

Promosi Jelang Lebaran, BRI Imbau Nasabah Tetap Waspada Modus Penipuan Online

Lebih lanjut, dia menyampaikan Danjen Akademi TNI sangat potensial untuk menentukan segala kebijakan dan implementasi serta dalam menciptakan lingkungan yang kondusif. Berbagai terobosan, sambungnya, perlu dilakukan mulai dari perubahan struktural, aspek ketrampilan internal dengan unit kerja, maupun kerja sama eksternal.

Hal itu ditujukan untuk memperluas kapasitas akademis dan wawasan para taruna, sebagai generasi penerus TNI dengan tantangan yang kian berat.

“Danjen Akademi TNI diharapkan dapat memahami dan melakukan integrative culture, yang mampu merangkum budaya keprajuritan dan transformasi nilai untuk mengantisipasi kecenderungan lingkungan nasional dan internasional yang berkembang,” ujar Moeldoko.

Sementara itu, Komisioner Kompolnas, Hamidah Abdurrahman, menilai penggabungan pendidikan TNI dan Polri kurang pas untuk diterapkan. Pasalnya, visi dan misi kedua institusi keamanan tersebut berbeda. TNI berbasis militer, sedangkan Polri diarahkan ke sipil.

“Justru pendidikan dasar itu fondasi, pembentukan karakter ke depannya, kurikulumnya tidak bisa disamakan,” ujarnya saat dihubungi Bisnis/JIBI, Selasa (2/12/2014).

Menurutnya, jika pemerintah berniat mempererat hubungan antara prajurit TNI dan Polri, sebaiknya ditekankan ke arah kegiatan bersama. “Pendidikan kurang pas, mungkin bisa dengan aktivitas bersama,” kata Hamidah.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol Sutaraman mengatakan pada dasarnya Polri dan TNI memiliki kurikulum yang sama sehingga rencana penyatuan pendidikan dasar keprajuritan tidak susah untuk direalisasikan. “Ada beberapa kurikulum yang sama, disatukan sehingga ada hubungan emosional antara Polri dan TNI. Saat ke luar nanti bertemu di wilayah jadi mudah,” ujarnya, Jumat (28/11/2014).

Dia menjelaskan rencana tersebut bukanlah buah pemikiran baru namun sudah dipikirkan sejak lama. Selain dapat membentuk karakter yang gigih pada personel Polri dan TNI, ikatan antara keduanya harus ditingkatkan. “Sudah lama, mengenai berapa lamanya nanti dilihat ada empat minggu dan enam minggu,” jelas Sutarman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya