SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JAKARTA — Kapolri Jenderal Timur Pradopo angkat bicara mengenai bentrok antara polisi dan warga di Sumatera Selatan yang menyebabkan seorang bocah tewas. Timur menyebut dalam bentrok maut itu terjadi dua pihak, polisi maupun warga sama-sama salah.

“Ini permasalahan yang kita sesalkan bersama. Artinya kalau masyarakat tidak melakukan pelanggaran hukum, ini tidak akan terjadi. Jika petugas polisi secara profesional, juga tidak akan terjadi seperti itu,” tutur Kapolri usai salat tarawih di masjid Sirotol Mustaqim, Samarinda, Kalimantan Timur, Sabtu (28/7/2012) malam.

Bentrok antar warga dengan personel Brimob mengakibatkan Angga bin Darmawan, 12, tewas tertembak. Selain itu, 5 orang warga juga menderita luka-luka. Bentrokan bermula ketika personel Brimob melakukan olah TKP terkait kasus pencurian pupuk di Rayon III.

Versi polisi saat itu rombongan Brimob bersenjata lengkap tiba-tiba diserang warga saat melaksanakan patroli. Sementara Walhi Sumsel menyebut bentrokan terjadi ketika warga menghampiri polisi yang masuk ke desa mereka.

Namun karena aparat melihat banyaknya warga yang mendatangi, mereka mengeluarkan tembakan ke arah warga.

Menurut Timur Pradopo, saat ini polisi tengah intensif melakukan penyelidikan mengenai bentrokan ini. Dia meminta hal semacam itu tidak boleh terjadi lagi.

“Kita akan melakukan penyelidikan, seperti apa kelemahan itu, atau kalau nanti memang ada kelalaian polisi,” ujar Timur. JIBI/SOLOPOS/Detikcom

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya