Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima
“Polisi sudah mengamankan kompleks pabrik,” ujar juru bicara Maruti Suzuki, Puneet Dhawan. “Satu jenazah berhasil dievakuasi. Kondisinya rusak dan sulit dikenali,” imbuhnya. Pabrik yang terletak di Negara Bagian Haryana itu memiliki kapasitas produksi 550.000 kendaraan setahun dan memroduksi sekitar sepertiga dari keseluruhan jumlah produksi Maruti.
Sekitar 90 pekerja dilaporkan ditangkap menyusul kerusuhan yang terjadi. Mereka akan dikenai dakwaan pembunuhan, percobaan pembunuhan dan pembakaran, terang kepala polisi Gurgaon, KK Sindhu. Ei Mochizuki, juru bicara perusahaan induk Suzuki di Jepang, menyatakan korban tewas adalah seorang pekerja lokal, sementara dua pekerja asal Jepang juga menjadi korban luka dan dirawat di rumah sakit akibat bentrokan itu.
Kerusuhan pecah Rabu (18/7/2012) malam, yang dipicu masalah penertiban terhadap salah satu pekerja. Dalam pernyataan resminya, Maruti menyebut pihak manajemen melakukan pertemuan dengan serikat pekerja untuk membahas masalah itu. Di tengah pembicaraan, sejumlah pekerja mulai menyerang para anggota manajemen termasuk jajaran direksi yang hadir.
Namun presiden serikat pekerja Maruti Suzuki, Ram Meher, dalam pernyataannya menuduh manajemen bersikap antipekerja dan antiserikat pekerja. Hal ini memicu kerusuhan dan penutupan pabrik. “Semua gerbang dikunci petugas keamanan atas perintah manajemen dan para tukang pukul dengan brutal menyerang pekerja dengan senjata tajam,” ujarnya. “Mereka ini, bersama sejumlah staf manajemen dan kemudian polisi, memukuli sejumlah pekerja yang akhirnya harus dirawat di rumah sakit akibat cedera serius. Para preman bayaran itu juga menghancurkan sejumlah fasilitas pabrik dan membakar beberapa bagian pabrik,” imbuh pernyataan itu pula.