SOLOPOS.COM - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (JIBI/Solopos/Antara/Andika Wahyu)

Solopos.com, JAKARTA – Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memandang penting adanya kuliah kesiapsiagaan mengenai bencana alam seperti yang telah dilakukan Jepang.

“Di Jepang, untuk mempertahankan tingkat kesiapsiagaan yang baik, pemerintah melaksanakan kegiatan kuliah umum untuk masyarakat,” kata Susi Pudjiastuti di Jakarta, Senin.

Promosi BRI Siapkan Uang Tunai Rp34 Triliun pada Periode Libur Lebaran 2024

Selain itu, menurut Susi, pemerintahan negara Sakura tersebut juga kerap melakukan pelatihan evakuasi tingkat komunitas atau desa, meningkatkan kapasitas aparatur pemerintah yang terkait dengan urusan kebencanaan.

Pemerintah Jepang, ujar dia, juga menjembatani interaksi antara peneliti dengan masyarakat dan aparatur pemerintah melalui kegiatan seminar.

Untuk itu, KKP juga juga telah menginisiasi penyelenggaraan seminar internasional bertajuk Menuju Negara Maritim Berdaya Tangguh Terhadap Bencana Alam sekaligus memperingati satu dekade tragedi Tsunami Aceh.

Berdasarkan data KKP, khusus untuk bidang perikanan, bencana gempa dan tsunami di Aceh telah menghancurkan antara lain sebanyak 12.300 kapal nelayan.

Sedangkan secara keseluruhan, bencana yang paling banyak memakan korban pada abad ke-21 itu diperkirakan juga telah menelan korban jiwa setidaknya 150.000 orang di Indonesia dengan kerugian ekonomi mencapai Rp48 triliun.

“Kurangnya kesiapsiagaan masyarakat di kawasan rawan bencana [pesisir] menjadi salah satu penyebab banyaknya korban jiwa,” katanya.

Oleh karena itu, lanjut Susi, perlu dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat pesisir dalam menghadapi bencana tsunami.

Ia juga mengemukakan sudah seharusnya Indonesia bisa belajar dari pengalaman tersebut dan menyadari bahwa kesiapsiagaan merupakan fungsi kondisi psikologis dan pengetahuan yang dapat berubah seiring waktu.

Terkait dengan pesisir, Susi Pudjiastuti sebelumnya juga pernah mengutarakan impiannya bahwa setiap desa nelayan tradisional di berbagai kawasan pesisir di Tanah Air dapat memiliki bandara agar lebih mudah dalam mengirim hasil tangkapan mereka.

“Mimpi saya setiap desa nelayan punya bandara seperti di Simeuleu [Sumatera Utara],” kata Susi  dalam acara dialog Menteri Kelautan dan Perikanan dengan pelaku usaha di kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, Selasa (11/11/2014).

Menurut Susi, hal itu agar hasil tangkapan nelayan tradisional bisa langsung diangkut dan kemungkinan dapat langsung diekspor sehingga hasilnya juga bisa langsung dinikmati oleh nelayan tradisional di daerah tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya