SOLOPOS.COM - Seorang petugas Perum Jasa Tirta (PJT) I Malang, Jawa Timur, memperbaiki peralatan peringatan dini banjir Bengawan Solo di Bojonegoro. Banjir di wilayah hilir sungai itu diperkirakan akan terus meluas seiring tingginya curah hujan di hulu sungai. (JIBI/SOLOPOS/Antara)

Seorang petugas Perum Jasa Tirta (PJT) I Malang, Jawa Timur, memperbaiki peralatan peringatan dini banjir Bengawan Solo di Bojonegoro. Banjir di wilayah hilir sungai itu diperkirakan akan terus meluas seiring tingginya curah hujan di hulu sungai. (JIBI/SOLOPOS/Antara)

BOJONEGORO – Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan banjir Bengawan Solo di daerah hilir Jatim semakin meningkat akibat hujan di kawasan hulu.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Air Bengawan Solo di daerah hilir Jatim terus meningkat karena mendapatkan pasokan air dari daerah Ngawi dan Ponorogo, selain juga pengaruh hujan lokal,” kata Kepala Seksi Operasi UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo Mucharom di Bojonegoro.

Ia mengimbau jajaran Pemkab Bojonegoro, Tuban, Lamongan, dan Gresik meningkatkan kewaspadaan, sebab air Bengawan Solo menunjukkan kecenderungan meningkat. “Melihat bertambahnya air, Bengawan Solo di Bojonegoro masih akan naik hingga masuk siaga III-kritis,” katanya.

Sesuai pemantauan, ketinggian air di papan duga di Bojonegoro terus merangkak naik hingga Kamis pukul 05.00 WIB mencapai 14,57 meter (siaga II). Ketinggian air di Karangnongko, Kecamatan Ngraho, sekitar 70 kilometer dari Kota Bojonegoro, Rabu (2/1/2013) pukul 21.00 WIB, masih di bawah siaga banjir dengan ketinggian 26,66 meter.

Namun, katanya, ketinggian air di Ngawi juga siaga banjir dengan ketinggian 7,10 meter (siaga II) pada Kamis pagi, bahkan sebelumnya sempat mencapai 7.7 meter.

Ia juga menjelaskan di daerah hilir Jatim lainnya, mulai Tuban, Lamongan, dan Gresik, ketinggian air Bengawan Solo juga meningkat dan sudah memasuki siaga II, dalam menghadapi meluapnya sungai terpanjang di Jawa itu.

Anggota Tim SAR yang juga warga Desa Mulyorejo, Kecamatan Balen, Anwar, menjelaskan bertambahnya air Bengawan Solo di desanya terjadi sejak Rabu malam. Ia mengatakan meluapnya air Bengawan Solo di wilayahnya, mulai merendam areal tanaman padi.

Hal tersebut juga terjadi di desa tetangganya seperti Sekaran, Pilanggede, dan Sarirejo, serta Kecamatan Kanor. “Tanaman padi yang terendam air banjir rata-rata sudah berbuah, luasnya bisa mencapai ratusan hektare,” katanya.

Ia memperkirakan jika banjir Bengawan Solo terus meninggi, air yang saat ini sudah mengepung desanya, akan memasuki pemukiman warga dan merendam jalanan desa. “Di desa kami tanaman padi yang terendam air banjir, sebagian besar sudah berbuah,” kata anggota Tim SAR yang juga warga Desa Kandangan, Kecamatan Trucuk, Kasmudji.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya