SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta (Espos) – Penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terjadi pada Januari hingga pertengahan Februari, bukan cerminan kinerja tahun 2011. Pertumbuhan indeks tetap terjadi, meskipun telah terjadi koreksi 7-9%.

Demikian disampaikan Direktur Utama BEI, Ito Warsito, di Hotel Kempinski, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Rabu (16/2).

Promosi Siasat BRI Hadapi Ketidakpastian Ekonomi dan Geopolitik Global

“Pasar modal kita terus berkembang. Turun 7% sampai 9% bukan merupakan cerminan tahun 2011. Pada awal 2011, uang keluar, net sell asing Rp 4 triliun, tapi mulai Senin lalu (14/2/2011) Rp 2 triliun. Masih sangat menjanjikan. Net sell tidak mengkhawatirkan,” katanya.

Menurutnya, selain pertumbuhan IHSG, akan bertambah penerbitan emisi obligasi di 2011. Alasannya, tingkat suku bunga masih terpantau rendah meski terjadi peningkatan BI rate 25 bps di awal Februari.

“Karena bunga rendah. Masih jauh lebih rendah sebelumnya. (BI rate) Ini akan bertahan, kalau naik hanya 7%. Sehingga penerbitan obligasi masih tetap. Juga penerbitan saham,” tuturnya.

Sepanjang tahun 2010, Ito mencatat kapitalisasi yang masuk di pasar skunder mencapai Rp 21 triliun. Dengan pertumbuhan indeks mencapai 47% tahun lalu, maka setidak-tidaknya investor mendapat return 20%.

Sampai pertengahan Februari, transaksi harian rata-rata di BEI mencapai Rp 5,5 triliun. Nilai ini sudah melampau target perdagangan harian, di level Rp 4,85 triliun.

“Tahun lalu, realiasasi tak capai target. Ini mesti 2011, perdagangan akan tetap marak. Ini sebenernya timing perusahaan untuk terbitkan saham baru, dan obligasi,” tegasnya.

dtc/try

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya