SOLOPOS.COM - Ritual cukur rambut gimbal di Dataran Dieng, Wonosobo. (Istimewa/disparbud.wonosobokab.go.id)

Solopos.com, WONOSOBO — Ritual cukur rambut gimbal merupakan tradisi unik setiap tahun yang dilakukan masyarakat Dataran Tinggi Dieng, Wonosobo.

Tradisi ini selalu dinanti para wisatawan yang ingin melihat ritual memotong rambut gimbal anak-anak di sekitar Dataran Tinggi Dieng. Ritual memotong rambut gimbal juga merupakan tradisi yang sudah berlangsung sejak ratusan tahun silam dan masih dilaksanakan hingga sekarang.

Promosi BRI Sambut Baik Keputusan OJK Hentikan Restrukturisasi Kredit Covid-19

Oleh masyarakat sekitar Dataran Tinggi Dieng, anak-anak yang memiliki rambut gimbal harus dipotong dan diadakan ruwatan. Menurut mitos yang berkembang di masyarakat Dataran Tinggi Dieng, rambut gimbal dianggap bisa membawa musibah di kemudian hari.

Setelah melakukan ritual dipercaya akan mendatangkan rezeki dan si anak dapat hidup normal dengan rambut yang normal pula. Sebelum dilakukan ruwatan, anak-anak yang berambut gimbal tadi harus ditanyai terlebih dahulu apa yang diinginkan sebagai syarat agar rambutnya boleh dipotong.

Mengabulkan permintaan tersebut adalah hal wajib karena jika tidak, rambut gimbalnya akan tumbuh kembali meskipun dipotong berkali-kali. Layaknya ritual pada umumnya, ritual cukur rambut gimbal dilakukan dalam beberapa prosesi.

Dilansir dari dpad.jogjaprov.go.id, sebelum upacara pemotongan rambut dilakukan ritual doa di beberapa tempat agar upacara dapat berjalan lancar.

Tempat-tempat tersebut di antaranya Candi Dwarawati, kompleks Candi Arjuna, Sendang Maerokoco, Candi Gatot Kaca, Telaga Balai Kambang, Candi Bima, Kawah Sikidang, kompleks Pertapaan Mandalasari (gua di Telaga Warna), Kali Pepek, dan tempat pemakaman Dieng.

Malam harinya dilanjutkan upacara jamasan pusaka, yaitu mensucikan pusaka yang dibawa saat kirab anak-anak rambut gimbal untuk dicukur. Keesokan harinya, baru dilanjutkan untuk kirab menuju tempat pencukuran.

Perjalanan dimulai dari rumah sesepuh pemangku adat dan berhenti di dekat Sendang Maerokoco atau Sendang Sedayu. Selama berkeliling desa, anak-anak rambut gimbal ini dikawal para sesepuh, para tokoh masyarakat, kelompok-kelompok paguyuban seni tradisional, serta masyarakat.

Yang bertugas memotong rambut adalah para sesepuh dan pejabat sekitar Dataran Tinggi Dieng yang juga memimpin prosesi ruwatan rambut gimbal ini.

Selain masuk agenda tahunan, dalam perjalanannya ritual pemotongan rambut gimbal ini telah menjadi wisata kultural Dieng yang masuk dalam agenda Dieng Culture Festival.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya