SOLOPOS.COM - Mahasiswa UNS (JIBI/Solopos/Dok)

Pintu Gerbang UNS Solo

Pintu gerbang UNS Solo (Dok/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Sejumlah mahasiswa penerima Beasiswa Pendidikan Bagi Mahasiswa Berprestasi (Bidikmisi) 2013 di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo mengeluhkan bantuan dari Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi (Dirjen Dikti) tersebut tidak kunjung turun.

Promosi Tenang, Asisten Virtual BRI Sabrina Siap Temani Kamu Penuhi Kebutuhan Lebaran

Hingga pertengahan Oktober, beasiswa tersebut tak kunjung turun, padahal seharusnya sudah diterima mahasiswa seusai pengumuman pada Agustus.

Seorang mahasiswa penerima Bidikmisi 2013, Ayu Anggit Pradita, 18, mempertanyakan beasiswa yang tak kunjung turun hingga Oktober. Padahal, dia sudah mengetahui pengumuman penerima beasiswa sejak Agustus.

“Saya sempat tanya sama petugas di UNS yang dulu menyurvei rumah saya katanya belum turun. Tapi kalau sudah ada nomor rekening biasanya langsung dikirim ke rekening mahasiswanya, tapi saya belum tanya ke bagian Kemahasiswaan UNS,” terang mahasiswa semester I Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik UNS, tersebut kepada wartawan di kampus setempat, Rabu (16/10/2013).

Ayu mengaku kebingungan lantaran tidak ada dana untuk menunjang kebutuhan kuliah. Sementara ayahnya hanya bekerja sebagai montir bus dan ibunya sebagai pembantu rumah tangga. Penghasilan keduanya tidak sampai Rp1.000.000 per bulan.

“Orang tua saya beberapa kali bertanya kapan beasiswanya cair. Saya bingungnya nanti kalau sampai masuk semester baru belum juga cair, penginnya kalau dapat Bidikmisi kan semua biaya kuliah ditanggung,” terang alumni SMAN 7 Solo tersebut.

Sementara itu, Pembantu Rektor (PR) III Bidang Kemahasiswaan UNS Solo, Dwi Tiyanto, membenarkan beasiswa Bidikmisi 2013 belum turun. Bahkan pihaknya mengakui banyaknya mahasiswa maupun orang tua mahasiswa yang setiap hari menanyakan beasiswa tersebut.

“Beberapa waktu lalu ada orang tua mahasiswa dari Pacitan yang jauh-jauh ke UNS untuk bertanya soal pencairan Bidikmisi. Dia ingin memastikan apakah anaknya benar-benar mendapat Bidikmisi karena sampai sekarang belum turun. Sampai saat ini kami masih berkomunikasi dengan pusat,” jelasnya kepada wartawan di Rektorat UNS, Rabu.

Dwi Tiyanto menambahkan pihaknya masih menunggu pengumuman dari pusat. Pihaknya juga tidak bisa menalangi lantaran ditakutkan salah prosedur. Selain itu, pihaknya khawatir ada oknum yang menyalahgunakan wewenang.

Sesuai prosedur, pencairan Bidikmisi langsung masuk ke rekening mahasiswa yang bersangkutan di salah satu bank milik BUMN.

Di sisi lain, setelah melalui verifikasi tahap kedua, pihaknya menemukan 27 mahasiswa penerima Bidikmisi yang berasal dari keluarga mampu. Alhasil, 27 mahasiswa yang semula menerima Bidikmisi dinyatakan gagal. Bahkan salah satu orangtua mahasiswa tersebut merupakan PNS golongan IV.

“Mereka dinyatakan gagal karena terbukti dari keluarga mampu. Selain itu, ada dua mahasiswa yang diterima di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) dan tidak melapor ke UNS. Tapi kami sudah mendapatkan pengganti dari mahasiswa tersebut sehingga totalnya tetap 1.320 orang,” imbuhnya.

Sebagai informasi, tahun ini UNS mendapatkan kuota 1.320 mahasiswa yang menerima Bidikmisi yang diseleksi dari 1.400-an pendaftar. Sebanyak 1.020 kuota dibiayai oleh APBN sementara 300 kuota dibiayai oleh APBN Perubahan. Perbedaannya, lanjut PR III, penerima Bidikmisi dari APBN mendapat uang resettlement atau uang transportasi dari daerah asal ke Solo. Sementara penerima Bidikmisi dari APBN Perubahan tidak menerima uang resettlement.

“Uang resettlement hanya diberikan satu kali selama menjadi mahasiswa. Untuk besarannya mempertimbangkan jarak rumah siswa ke Solo,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya