SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Kawasan sisi barat lereng Merapi kini tak berbalut warna kelabu lagi, abu kelabu itu tergerus air hujan, turun ke bumi dan memupuk pepohonan untuk kembali bertunas dan menghijau.

Pascaerupsi Merapi, warga kembali dengan rutinitas hidup dalam kebersahajaan. Kembali mengolah lahan dan bercocok tanam serta merawat hewan ternak sebagai mata pencaharian. Walau bajir lahar dingin terus menghantui namun semangat untuk kembali bekerja dan berkarya terus ada.

Promosi Video Uang Hilang Rp400 Juta, BRI: Uang Diambil Sendiri oleh Nasabah pada 2018

Sabtu (26/3/2011) siang, tawa riang telah menggantikan kesedihan, puluhan anak-anak berjalan menuju sekolah mereka di SD Keningar 1, salah satu sekolah dasar di lereng Merapi tepatnya di Dusun Banaran, Desa Sumber, Dukun, Magelang.

Mereka tak membawa tas ataupun buku, hanya dua lembar kertas yang bocah-bocah tersebut bawa. Dua lembar kertas tersebut ternyata adalah formulir pengajuan beasiswa ayam yang hendak mereka terima siang itu.

Tlatah Bocah menggagas sebuah bentuk beasiswa dengan cara yang unik, yakni Beasiswa bagi Anak-anak di lereng Merapi dengan wujud pemberian satu ekor ayam kampung siap bertelur.

Ayam merupakan hewan yang sangat dekat dengan kehidupan masyarakat, diharapkan ayam ini dapat menjadi wahana bagi anak-anak untuk bisa belajar hidup, belajar bertanggungjawab menghidupi ternak dan menabung. Beasiswa ayam diberikan kepada anak sekolah kelas 4 hingga 9, juga diberikan kepada anak putus sekolah.

Beasiswa tersebut mengajak kepada masyarakat untuk tidak hanya memberi “ikan” tetapi “kail”, anak-anak bisa mengail dengan ayam yang mereka pelihara.

Merawatnya dan mendapatkan telur ataupun anakannya sebagai modal mereka belajar di sekolah atau belajar hidup di masyarakat. Sekretariat Tlatah Bocah di Rumah Pelangi, Jl. Talun Km 1 no. 57B Patosan, Muntilan, Magelang menghimpun donasi dari masyarakat untuk berpartisipasi dalam program beasiswa ayam ini.

Peran aktif warga dalam beasiswa ini berupa hibah paket satu ekor ayam kampung siab bertelur, biaya perawatan dan paket perlengkapan sekolah. Paket donasi tersebut terbilang relatif murah, senilai: Rp 150.000.

Kini sedikitnya 300 ekor ayam hasil beasiswa telah dipelihara anak-anak lereng Merapi, dan hal ini menumbuhkan harapan yang terus akan bersinar. Jika kelak ayam tersebut bertelur dan menetas, anakan bisa mereka jual ataupun diberikan kepada anak-anak lain sebagai beasiswa yang berantai.

Perwujudan gagasan unik ini terus menjadi mata rantai yang akan memanjang dengan bantuan kita semua.

JIBI/Desi Suryanto/Harian Jogja

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya