SOLOPOS.COM - Aktivitas di Bandara Sepinggan, Balikpapan, belum lama ini. (JIBI/Bisnis Indonesia/Rahmatullah)

Aktivitas di Bandara Sepinggan, Balikpapan, belum lama ini. Sejumlah maskapai penerbangan mengalami peningkatanb load factor menyusul penghentian operasi Batavia Air. (JIBI/Bisnis Indonesia/Rahmatullah)

BALIKPAPAN — Beberapa maskapai penerbangan di Balikpapan mengalami kenaikan tingkat keterisian (load factor) pasca keluarnya keputusan pailit terhadap PT Metro Batavia, operator Batavia air pada akhir Januari lalu.

Promosi Kirana Plus, Asuransi Proteksi Jiwa Inovasi Layanan Terbaru BRI dan BRI Life

Tercatat ada empat frekuensi penerbangan Batavia Air melalui Bandara Sepinggan yang harus berhenti beroperasi karena putusan pailit tersebut. Empat rute tersebut yakni rute Balikpapa–Yogyakarta, Balikpapan–Berau, Balikpapan–Banjarmasin– Surabaya, dan Balikpapan–Surabaya. Masing-masing penerbangan tersebut setidaknya berkapasitas hingga 148 penumpang.

District Manager Balikpapan Sriwijaya Air I Gusti Ngurah Ramajaya mengatakan imbas kepailitan tersebut menyebabkan adanya peningkatan load factor hingga mencapai 5% pada rute-rute yang sebelumnya juga dilayani oleh Batavia Air. Beberapa rute tersebut diantaranya seperti Balikpapan-Berau, Balikpapan-Banjarmasin, Balikpapan-Yogyakarta dan Balikpapan-Surabaya. “Ada peningkatan rata-rata sekitar 5% dari load factor kami yang mencapai rata-rata 90% untuk semua rute,” ujarnya kepada wartawan, Rabu (6/2/2013).

Saat ini, frekuensi penerbangan Sriwijaya Air dari Bandara Sepinggan telah mencapai 13 kali yakni tiga kali menuju Tarakan serta dua kali menuju Surabaya, Jakarta dan Berau. Adapun rute sisanya, yakni Makassar, Jogja, dan Palu masing-masing memiliki satu kali frekuensi penerbangan. Khusus untuk Berau pihaknya memang baru saja menerima atambahan alokasi frekuensi penerbangan dari pengelola bandara. Namun, hal ini tidak berkaitan dengan penutupan operasional Batavia Air karena telah diusulkan jauh hari sebelum ada keputusan pailit tersebut.

Dalam kesempatan yang berbeda, General Manager Branch Office Balikpapan PT Garuda Indonesia Tbk Setya Budhi menuturkan adanya peningkatan load factor pasca pailitnya Batavia air. Kendati demikian, dirinya menyebut dampak kenaikan tersebut cukup kecil mengingat penguasaan pasar Batavia Air hanya sekitar 6%-8% dari total penumpang.

“Yang terlihat pada Selasa kemarin itu rute Balikpapan-Jakarta yang meningkat sekitar 3%,” tukasnya. Adapun untuk rute Balikpapan-Yogyakarta, yang saat ini memiliki load factor di atas 80%, masih belum terkena dampak kenaikan.

Rute lain, imbuhnya, masih belum menunjukkan adanya pergerakan penambahan penumpang. Budhi menyebutkan secara rata-rata, load factor Garuda dari Balikpapan mencapai 80% dengan dominasi penerbangan tujuan Jakarta yang mencapai 82%. Sementara tujuan yang telah dibuka lama seperti Surabaya dan Makassar rata-rata berkisar antara 70% hingga 75%.

“Kalau Tarakan memang masih 60% karena kami memang baru di sana. Kami dorong dulu connectivity sebagai tugas kami di sini,” katanya. Budhi mengatakan perbedaan segmen pasar menjadi salah satu penyebab imbas pailit tersebut tidak berdampak terlalu besar. Namun, dirinya berharap ada perpindahan penumpang bisnis yang menggunakan maskapainya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya