SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Garut–Mertua Nordin M. Top, Baridin, semula mengaku bernama Usmani dengan menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) saat pertama kali melapor ke Ketua RT 04/X, di kampung Banyuasih, desa Pamalan Cikelet, Garut, enam bulan lalu.

Ketua RT 03/10 Elan Suherlan menyatakan, Sabtu, dalam KTP yang dilaporkan ke RT 04 itu Baridin tercatat penduduk Sleman, Yogyakarta.

Promosi BRI Pastikan Video Uang Hilang Efek Pemilu untuk Bansos adalah Hoaks

Kemudian menempati rumah gubuk berukuran 6 meter persegi berdekatan dengan tetangganya Samino, sama-sama mengais profesi sebagai penyadap kelapa untuk gula merah, katanya.

Namun belakangan diketahui ia bernama Baridin setelah ditangkap Kamis dinihari (24/12) lalu, oleh tim Detasemen Khusus (Densus) 88. Sebelumnya banyak personil bersenjata mengepung gubuk Baridin, Samino menambahkan.

Samino mengaku selama ini sama sekali tak menyangka tetangganya tersebut buronan polisi serta mertua gembong teroris Noordin M. Top, meski sempat melihat banyak kabel dan satu pesawat televisi kecil, ujarnya.

Sebelumnya Baridin pun melakukan pendekatan dengan warga setempat, untuk diajari memproses pembuatan gula merah, selanjutnya menjadi buruh pembuatan gula aren, katanya.

Baridin  selama berdomisili di kampung Banyuasih desa Pamalayan kecamatan Cikelet, 120Km arah selatan dari pusat kota Garut selain berprofesi sebagai penyadap kelapa untuk gula merah, dikenal pula oleh warga setempat akhli listrik.

Mertua Noordin M. Top itu pandai memperbaiki instalasi listrik rumah warga, seperti pernah dialami Pandi(45) yang juga Ketua RT.05/10. Instalasi listrik rumahnya rusak akibat gempa bumi yang berkekuatan 7,3 SR pada 2 September lalu, dapat diperbaiki oleh Baridin, katanya, Jumat.

Sebelumnya Pandi berniat memanggil tukang listrik bahkan menyiapkan upah perbaikan, namun Baridin menawarkan jasa perbaikan kemudian diberi kesempatan mengerjakan, dan listrik pun bisa menyala sampai sekarang, meski awalnya tak percaya, katanya.

Buron Densus 88 itu juga selama ini dinilai banyak membantu masyarakat sebagaimana diungkapkan oleh Firoh, karena ia rajin mengajar anak-anak membaca Al Quran setiap selesai shalat Magrib, bahkan rajin shalat berjamaah bersama warga sekitarnya.
Ant/tya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya