SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

SOLO – Pencairan Bantuan Kurang Mampu (BKM) terkendala rekening siswa. Akibatnya hingga batas waktu yang ditentukan, 15 Februari, baru 18 sekolah dari 47 SMK yang mengumpulkan proposal pengajuan BKM.

Kasi Sarpras Bidang Pendidikan Menengah, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Solo, Yoga Purwanto, mengungkapkan karena aturannya mensyaratkan pencantuman rekening siswa, padahal jumlahnya sangat banyak, sekolah kesulitan. “Akibatnya sampai sekarang jumlah sekolah yang sudah mengajukan proposal belum ada 50%,” jelasnya saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Rabu.

Promosi Cerita Penjual Ayam Kampung di Pati Terbantu Kredit Cepat dari Agen BRILink

Yoga juga mengungkapkan tahun ini Direktorat Pembinaan SMK, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan mengucurkan Beasiswa Miskin senilai Rp60.000/bulan selama satu tahun. Bantuan ini ditujukan kepada semua siswa SMK yang miskin di sekolah negeri maupun swasta.

Hingga kini, terangnya, belum diketahui berapa kuota penerima Beasiswa Miskin yang diperoleh Kota Solo. Bantuan ini sifatnya merupakan usulan dari sekolah. Sehingga setiap sekolah bisa mengusulkan siswa miskin di sekolah tersebut yang belum tercakup atau belum mendapatkan BKM untuk mendapatkan Beasiswa Miskin.

“Syaratnya lebih sederhana dibandingkan BKM. Hanya surat pernyataan miskin dari kepala sekolah dan rekening sekolah,” jelasnya.

Disdikpora, katanya, sifatnya hanya memberikan pengesahan terhadap usulan sekolah. Pemberian bantuan ini digunakan untuk biaya operasional siswa.

Selain itu, kata Yoga, tahun ini juga diusulkan ada bantuan prasarana dari Direktorat PSMK Kemendikbud. Fungsinya untuk pembangunan ruang kelas baru, rehab dan pengadaan alat praktik multimedia. Karena masih pemetaan awal, setiap sekolah diminta menyampaikan ke dinas apa yang menjadi kebutuhannya, maksimal Kamis (1/3/2012). Dari Disdikpora, usulan sekolah akan disampaikan ke Direktorat PSMK. “Dari kumpulan data laporan dinas, PSMK akan melakukan pemetaan apa yang menjadi kebutuhan SMK di Indonesia. Setelah nanti dilihat anggaran yang ada, baru akan ditentukan kuota masing-masing sekolah,” ungkapnya.

JIBI/SOLOPOS/Eni Widiastuti

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya