SOLOPOS.COM - Deputi Gubernur Bank Indonesia Sugeng (kanan) memukul gong sebagai tanda dibukanya Kas Titipan di Kantor Cabang BNI Kebumen, Jumat (21/4/2017). (Bernadheta Dian Saraswati/JIBI/Harian Jogja)

Bank Indonesia akan membangun minimal 35 kantor Kas Titipan di Indonesia sampai akhir 2017 ini

 

Promosi Simak! 5 Tips Cerdas Sambut Mudik dan Lebaran Tahun Ini

Harianjogja.com, KEBUMEN-Bank Indonesia akan membangun minimal 35 kantor Kas Titipan di Indonesia sampai akhir 2017 ini. Keberadaan Kas Titipan membantu Bank Indonesia dalam menyalurkan uang layak edar kepada masyarakat, mengingat penggunaan uang kertas di daerah pelosok ada yang bertahan sampai 15 tahun.

Kantor Kas Titipan ditempatkan di kantor bank operasional yang telah ditunjuk. Tugas utamanya membantu mengedarkan uang kepada masyarakat di daerah sekitar. Pada Jumat (21/4/2017) pekan lalu, Bank Indonesia juga telah meresmikan kantor Kas Titipan di Kantor Cabang BNI Kebumen sehingga total Kas Titipan yang sudah dibangun sampai saat ini mencapai 70 unit.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Sugeng mengatakan, semakin lama uang beredar di masyarakat, maka tampilan uang menjadi kurang sempurna dan tidak sehat. “BI tidak mungkin sendiri menyebarkan ke 17.000 pulau dan harus bersinergi,” katanya, saat pembukaan peresmian Kas Titipan di Kebumen.

Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) DIY Budi Hanoto dalam sambutannya mengatakan, salah satu tugas penting Bank Indonesia adalah pendistribusian uang untuk memenuhi kebutuhan uang pada masyarakat dalam nominal yang cukup, pecahan yang sesuai, tepat waktu, dan layak edar.

Untuk memenuhi hal tersebut, Bank Indonesia bekerja sama dengan bank di daerah sebagai perpanjangan tangan Bank Indonesia dalam hal pendistribusian.

Di Kebumen, Bank Indonesia membangun Kas Titipan di kantor BNI yang nantinya tugas pendistribusiannya juga dilakukan oleh bank-bank lainnya, meliputi Bank Jateng, BRI Kebumen, CIMB Niaga Kebumen, Bank Mandiri Kebumen, BRI Syariah Kebumen, dan  Bank Mandiri Syariah Gombong.

Penunjukan Kantor BNI sudah melalui tahap panjang sejak 2016, mulai penjajakan, survei sarana gedung dan lokasi, persetujuan bank di Kebumen, penunjukkan dan sosialisasi, serta validasi.

Menurut Budi, peran Kas Titipan tidak hanya peredaran uang cetak sempurna tetapi menyerap uang tidak layak edar. “Untuk tahap awal kami letakkan Rp60 miliar dengan plafon 100 miliar. Tidak menutup kemungkinan ditambah,” katanya.

Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia Suhaedi mengatakan, sampai akhir tahun ini, Bank Indonesia akan membangun minimal 35 Kas Titipan lagi. Daerah yang disasar adalah Indonesia timur. Menurutnya dengan 105 kas titipan dan 45 Kantor Perwakilan Bank Indonesia, akan menjangkau pelayanan di 516 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

“Salah satu kriteria [daerah yang dipilih menjadi Kas Titipan] itu pusat pertumbuhannya tinggi,” kata dia.

Hal tersebut sudah terjadi saat proses penunjukkan Kas Titipan di Kebumen, di mana pertumbuhan ekonomi daerah tersebut mencapai 6,2% atau tertinggi se-Jawa tengah. Dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, perputaran kas juga tinggi sehingga membutuhkan pergantian uang yang cepat.

Direktur Operasional Perencanaan BNI Bob Tyasika Ananta mengatakan, idealnya uang kertas bisa dipakai maksimal lima tahun. Namun di daerah terpencil sampai 15 tahun. “Maka dengan adanya Kas Titipan ini, bisa memenuhi kebutuhan [uang layak edar] di daerah yang tidak terjangkau,” tuturnya.

Menurutnya, penunjukan tersebut menjadi kehormatan bagi BNI. Dengan peresmian Kas Titipan di Kebumen, total sudah ada 14 kantor Kas Titipan BNI di seluruh Indonesia. Ia berharap pelayanan kepada masyarakat bisa lebih efisien dalam memenuhi kebutuhan uang layak edar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya