SOLOPOS.COM - Kondisi pintu saluran pelepasan atau spillway Waduk Gajah Mungkur (WGM) saat dibuka, Selasa (10/2/2015). (Bony Eko Wicaksono/JIBI/Solopos)

Banjir Soloraya masih mengancam. Pintu Waduk Gajah Mungkur (WGM) masih dibuka.

Solopos.com, SOLO –
– Pintu saluran pelepasan atau spillway Waduk Gajah Mungkur (WGM) masih dibuka dengan ketinggian air mencapai 135,89 meter di atas permukaan laut (mdpl). Hal ini dikarenakan kondisi curah hujan di hulu masih cukup tinggi.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Rabu (11/2/2015) menyebutkan kondisi curah hujan di empat stasiun pemantau yakni Pracimantoro, Baturetno, Tirtomoyo dan Jatisrono masih tinggi. Karena itu, pintu spillway waduk masih dibuka guna mengantisipasi kerusakan bangunan waduk.

Promosi BRI Dipercaya Sediakan Banknotes untuk Living Cost Jemaah Haji 2024

Kepala Divisi (Kadiv) Jasa Air dan Sumber Air (ASA) Perum Jasa Tirta I Wilayah Bengawan Solo, Winarno Susiladi, mengatakan penutupan spillway dilakukan apabila ketinggian air mencapai 135,50 mdpl.

Apabila saat ini pintu spillway ditutup cukup beresiko lantaran curah hujan di hulu masih tinggi. “Sekarang pintu spillway masih dibuka karena kondisi curah hujan di hulu masih tinggi. Kami terus memantau kondisi curah hujan di hulu,” katanya saat dihubungi Solopos.com, Rabu.

Menurut dia, ketinggian air waduk bertambah secara siginifikan mulai awal Februari. Kondisi ini dipengaruhi hujan lebat selama berjam-jam yang mengguyur Wonogiri setiap hari. Saat ini, ketinggian air waduk cenderung stabil pascapembukaan pintu spillway pada Selasa (10/2).

Namun, kemungkinan ketinggian air waduk kembali bertambah saat terjadi hujan dengan intesitas tinggi. Apalagi, puncak musim penghujan diperkirakan terjadi pada pertengahan Februari.

“Apabila hujan lebat mengguyur wilayah Wonogiri dipastikan ketinggian air kembali bertambah. Hari ini [kemarin] tidak terjadi hujan walaupun cuacanya mendung,” ujar Winarno.

Lebih jauh, Winarno menjelaskan banjir yang merendam wilayah Soloraya disebabkan aliran air di beberapa anak Sungai Bengawan Solo seperti Sungai Dengkeng meluap. Otomatis permukiman penduduk di wilayah Kabupaten Sukoharjo dan Kota Solo yang berada di bantaran sungai terendam banjir.

Tak menutup kemungkinan, banjir kembali merendam rumah penduduk apabila terjadi hujan dengan intesitas tinggi. “Beberapa anak Sungai Bengawan Solo meluap sehingga merendam rumah penduduk. Jadi penyebab banjir bukan lantaran pintu spillway waduk dibuka,” terang dia.

Di sisi lain, Kepala Desa Kepatihan, Kecamatan Selogiri, Sutrisno, mengatakan wilayah Desa Kepatihan termasuk daerah rawan banjir di Wonogiri. Kali terakhir, puluhan rumah penduduk terendam banjir pada Jumat (6/2) malam hari. Saat itu, terjadi hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Wonogiri dari siang-malam hari.

Dia meminta warga meningkatkan kewaspadaan saat terjadi hujan lebat. Warga yang berdomisili di bantaran sungai diminta mengungsi saat air sungai meluap. “Di berbagai pertemuan, saya selalu menghimbau agar warga lebih waspada saat terjadi hujan lebat. Saya tak ingin ada korban jiwa akibat bencana alam,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya