SOLOPOS.COM - Banjir di sekitar kediaman pribadi Wali Kota Solo di Pucangsawit, Solo, Jumat (20/2/2015) pagi. (Reza Fitrianto/JIBI/Solopos)

Banjir Soloraya sejak tadi malam dipastikan bukan karena kiriman air dari Waduk Gajah Mungkur (WGM).

Solopos.com, WONOGIRI — Ketinggian air di Waduk Gajah Mungkur (WGM) mencapai 135,38 di atas permukaan laut (mdpl), Jumat (20/2/2015). Ketinggian air itu dinilai normal atau berstatus siaga.

Promosi Mudah dan Praktis, Nasabah Bisa Bayar Zakat dan Sedekah Lewat BRImo

Kepala Divisi Jasa Tirta dan Sumber Air (ASA) Perum Jasa Tirta I Wilayah Sungai Bengawan Solo, Winarno Susiladi, mengatakan dari pantauan Jumat (20/2/2015) pukul 14.00 WIB ketinggian air WGM mencapai 135,38 mdpl atau berstatus siaga.

“Hujan deras yang terjadi di wilayah hulu tidak sederas hujan yang terjadi di wilayah hilir sehingga WGM aman,” ujar Winarno ketika dihubungi Solopos.com, Jumat.

Dia mengatakan banjir yang terjadi di wilayah hilir seperti Solo dan Sukoharjo akibat luapan Sungai Bengawan Solo di bawah WGM, seperti Sungai Dengkeng, Sungai Walikan, dan Sungai Samin. Kondisi air WGM, kata dia, masih normal hanya sering terjadi naik turun sehingga membuat lampu pendanda WGM sering menyala kuning, merah, dan hijau. “Puncak ketinggian air di WGM pada Kamis pukul 23.00 WIB dan mulai turun pada pagi hingga siang,” kata dia.

Winarno mengatakan empat pelimpasan air (spillway) masih ditutup. Hanya satu pintu air yang dibuka untuk mesin pengerak turbin PLTU dengan limpasan air sebanyak 60 m3/detik. Dia mengatakan pihaknya masih memantau sejumlah sungai yang airnya bermuara langsung ke WGM. Sungai itu diantaranya Sungai di Batu, Pracimantoro, dan Tirtomoyo.

“Kami menegaskan banjir di hilir penyebabnya bukan dari WGM tetapi melimpahnya air Sungai Bengawan Solo di bawah WGM,” paparnya.

Dia mengatakan dari prediksi Badan Meteorlogi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pemerintahan Provinsi (Pemprov) Jateng pada April sudah terjadi musim kemarau. Perum Jasa Tirta, kata dia, tidak mudah membuang air karena dampaknya akan mempengaruhi kondisi air di WGM ketika masuk musim kemarau.

“Kami harus cermat tidak asal membuka pintu air ketika terjadi hujan. Kami tidak ingin mengalami kekurangan air ketika masuk musim kemarau sehingga harus berhati-hati,” paparnya.

Sementara itu, Kepala Seksi (Kasi) Data dan Informasi BMKG Jateng, Reni Kraningtias, mengatakan curah hujan di Wonogiri masih tinggi dan harus diwaspadahi. “Kami mengimbau warga untuk tetap waspada bencana terutama jika terjadi hujan dalam intensitas tinggi dengan waktu lama,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya