SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sleman--Banjir lahar dingin di aliran Sungai Gendol, Dusun Kaliadem, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengakibatkan satu unit truk pengangkut pasir tertimbun material batu dan pasir.

“Akibat banjir lahar dingin ini satu unit truk pengangkut pasir tertimbun material batu dan pasir, sedangkan sekitar tiga truk terjebak di sungai namun dalam posisi aman karena berhasil menepi dari aliran banjir lahar dingin,” kata Kepala Desa Kepuharjo, Cangkringan Heri Suprapto, Sabtu malam (16/10).

Promosi 796.000 Agen BRILink Siap Layani Kebutuhan Perbankan Nasabah saat Libur Lebaran

Menurut dia, banjir lahar dingin ini terjadi sekitar pukul 14.30 WIB setelah sekitar satu jam sebelumnya hujan cukup deras turun di puncak Merapi.

“Banjir lahar dingin ini cukup cepat sehingga beberapa truk pengangkut pasir untuk keluar dari dasar aliran Sungai Gendol,” jelasnya.

Ia mengatakan, namun sebenarnya lokasi truk yang tertimbun dan terjebak banjir lahar dingin tersebut merupakan kawasan terlarang untuk aktivitas penambangan pasir karena jaraknya kurang dari tujuh kilometer dari puncak Gunung Merapi.

“Sesuai aturan dari Pemerintah Kabupaten Sleman, aktivitas penambangan pasir yang diizinkan adalah dengan jarak tujuh kilometer atau lebih dari puncak, tetapi lokasi penambangan tersebut berjarak sekitar enam kilometer sehingga merupakan kawasan terlarang untuk penambangan,” katanya.

Heri mengatakan, sampai dengan malam ini baik truk yang tertimbun pasir belum dapat diangkat karena cuaca gelap dan hujan masih turun, begitu juga yang terjebak belum dapat keluar dari dasar sungai karena jalur jalan tertutup banjir lahar dingin.

“Kemungkinan besok pagi baru akan dilakukan pengangkatan terhadap truk yang tertimbun maupun yang terjebak,” paparnya.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Kaliurang, Sleman Triono mengatakan banjir lahar dingin terjadi di aliran Sungai Gendol sekitar pukul 13.35 WIB.

“Sebenarnya hujan di puncak tidak terlalu deras yakni sekitar 10 milimeter perdetik, namun mungkin karena berlangsung cukup lama sehingga mengakibatkan banjir lahar dingin sisa erupsi Gunung Merapi 2006,” terangnya.

ant/rif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya